Mohon tunggu...
Kiman
Kiman Mohon Tunggu... -

simple

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kayamba Sakit Hati dan Tidak Profesional

3 Oktober 2012   10:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:19 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Tidak senang karena dilepas oleh manajemen Sriwijaya FC, pemain asing Sriwijaya FC musim lalu yaitu Kieth Kayamba Gumbs melaporkan manajemen Sriwijaya FC ke FIFpro dengan laporan masih menunggak dua bulan gaji. Padahal sebelumnya masalah tunggakan ini sudah dibicarakan manajemen dengan Kayamba dan pemain terbaik ISL musim lalu ini memakluminya.
Direktur Teknik dan SDM PT SOM Hendri Zainuddin menduga ada unsur sakit hati di balik laporan Kayamba ke FIFpro, karena laporan keterlambatan gaji ini dibuat Kayamba setelah dirinya dilepas oleh manajemen Sriwijaya FC.


“Kita menduga ada unsur sakit hati dari Kayamba sehingga melaporkan Sriwijaya FC ke FIFpro. Sepertinya Kayamba marah dengan membabi buta setelah kontraknya tidak diperpanjang, padahal dalam sepakbola profesional, pemain dilepas merupakan hal yang biasa,” kata Hendri Zainuddin, Selasa (02/10) kepada GOAL.com Indonesia.
Hendri mengatakan tidak mempermasalahkan laporan Kayamba ke FIFpro, karena manajemen Sriwijaya FC segera melunasi tunggakan dua bulan gaji ini. “Silahkan saja Kayamba lapor ke FIFpro. Memang benar kita belum bayar gaji dua bulan, tetapi segera kita lunasi.  Yang saya kecewa, permasalahan ini telah dibicarakan dengan Kayamba dan sebelumnya bisa memakluminya. Yang jelas kita siap membayar sisa dua bulan gaji, tinggal menunggu waktu,” ujar Hendri.
Dikatakan Hendri, nasib para pemain Sriwijaya FC jauh lebih baik dari pemain klub lain, Klub lain ada keterlambatan gaji hingga tujuh bulan. Bahkan ada yang akhirnya dipotong dan hanya dibayar dua bulan saja, tapi tidak ada yang menuntut,
Menurut anggota DPRD Banyuasin ini gaji dua bulan yang dituntut adalah dua bulan gaji saat tidak ada kompetisi lagi, karena kompetisi sudah selesai akhir Juli 2012. Istilahnya pemain tidak mengeluarkan keringat tapi mendapat gaji secara cuma-cuma.
Jika ingin hitung-hitungan, Kayamba perlu mengingat kebelakang, dimana saat Kayamba terancam dideportasi tahun 2011 lalu. Saat itu persoalan Kitas yang mengancam Kayamba tidak bisa bermain di Indonesia, Klub menyelamatkan, menolong dan mengurusi segala sesuatunya, biayanya cukup mahal. Kayamba pernah mengalami kerampokan, klub yang mengurusi segala sesuatunya,” kata Hendri.
Seperti diketahui, Kayamba melaporkan manajemen tim Sriwijaya FC ke FIFpro (asosiasi pemain sepakbola dunia). Kayamba menuntut sisa gaji dua bulan yang belum dibayarkan oleh Manajemen Sriwijaya FC. Terungkapnya laporan Kayamba tersebut setelah FIFpro melalui Chairman FIFro Asia, Brendan Schwab menembuskan laporan tersebut ke APPI (Asosiasi Pemain Profesional Indonesia). (gk-42)
sumber: http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2012/10/02/3419445/sakit-hati-kayamba-laporkan-sriwijaya-fc-ke-fifpro
=======================================================================
Habis manis, sepah dibuang. Mungkin itu kata yang tepat untuk mengungkapkan apa yang dialami oleh kayamba, setelah membantu SFC merebut gelar turnamen terbaik sejagat (ISL) akhirnya dia diputus kontraknya dan yg lebih mengenaskan lagi dengan embel embel gaji tak dibayar 2 bulan terakhir. Tragisnya saat Kayamba mengadukan hal ini ke FIFPro, manajemen SFc melalui Hendri Zainuddin menyatakan itu adalah karena Kayamba sakit hati ke SFC karena diputus kontraknya, dan si Kayamba menuntut gaji 2 bulan yg katanya hanya gaji buta karena tidak adanya pertandingan. Selain itu, Hendri juga mengungkit ungkit jasa SFC terhadap Kayamba mengenai bantuan mereka saat dia mau dideportasi dan ketika dirampok.
Sungguh sangat profesional pernyataan manajemen SFC tersebut, saya sangat maklum karena mereka bermain di level tertinggi kasta sepak bola sejagad, sehingga pemutusan kontrak, gaji tertunda, mengungkit ungkit jasa klub terhadap pemain adalah hal yg biasa, lumrah dan sangat profesional, yg tidak lazim, kekanka kanakan dan sangat menunjukkan ketidak profesional adalah jika sipemain melaporkan klub ke FIFPro.
hhmmmmmmmm..................................

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun