Mohon tunggu...
Andhika Aqil
Andhika Aqil Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Jiwa yang melayang-layang di ruang hampa

I put my heart and my soul into my work, and have lost my mind in the process.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Matahari dan Sinar Terangnya

21 April 2024   08:46 Diperbarui: 21 April 2024   08:50 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bumi!
Mengapa kau masih seperti ini?
Tidakkah kau lihat kau bergantung padaku??
Kau butuh aku!

Kau tahu?
Kau hanyalah sebuah planet biasa,
Berhentilah bertingkah sok tahu,
Dan terimalah fakta.

Aku adalah penerangmu,
Anak-anakmu membutuhkanku!
Kenapa mereka membenci panasnya sinarku?
Dasar anak kaku!

Kau masih dekat dengan satelit kecil menyedihkan itu,
BERPISAHLAH!!
PERGILAH!!
Satelit kecil tak berharga itu tak pantas bagimu!

Sinarku lebih terang!
Sinarnya hanya pantulan sinarku!
Kenapa banyak anak-anak tak tahu diri itu lebih menghargainya lebih dariku!?
Bahkan gelap malam takkan pernah bisa terang!

Kau melihatku setiap saat!
Mereka melihatku setiap hari!
Tapi mengapa sinarku seperti tidak dianggap?
Kenapa kau hanya diam berdiri??

Tidakkah sinarku sudah cukup terang sebagai bintang?
Mengapa??
Mengapa, bumi??
Kau kejam!

Aku bersumpah kan merusak semuanya,
Dan membakar seluruh anak-anakmu!
Seluruh flora fauna!
Tak akan ada yang tersisa darimu!!


Surat dari matahari melesat ke Bumi,
Namun sayang,
Surat tersebut terbakar atmosfer Bumi,
Andai saja bumi dapat membaca surat Matahari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun