Mohon tunggu...
Kirei Qaisara
Kirei Qaisara Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memperingati Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional : untuk Senyum Indonesia yang Lebih Sehat

5 Januari 2025   17:00 Diperbarui: 9 Januari 2025   00:53 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari Kesehatan Gigi dan Mulut. Sumber ilustrasi: rssoeroto.ngawikab.go.id

Setiap tanggal 12 September, Indonesia memperingati Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional. Namun, apakah ini hanya sekadar acara tahunan, ataukah benar-benar menjadi pengingat pentingnya kesehatan gigi dan mulut dalam kehidupan kita? Pertanyaan ini patut kita renungkan, terutama mengingat data yang menunjukkan masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut.

Menurut data Survei Kesehatan Indonesia 2023, hanya 6,2% masyarakat yang menyikat gigi di waktu yang benar, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Angka ini, meskipun meningkat dari 2,8% pada tahun 2018, tetap menjadi cerminan bahwa edukasi kesehatan gigi dan mulut masih perlu ditingkatkan. Di sisi lain, permasalahan gigi berlubang (karies) dan penyakit gusi (periodontal) masih menjadi keluhan umum yang dialami oleh masyarakat dari berbagai kalangan usia.

Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional harus menjadi lebih dari sekadar kampanye sesaat. Hari ini seharusnya menjadi ajang untuk merefleksikan sejauh mana kita telah memberikan perhatian pada kesehatan gigi dan mulut, yang memiliki dampak besar terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan. Penelitian menunjukkan bahwa kesehatan gigi yang buruk dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan bahkan komplikasi kehamilan.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Pertama, edukasi harus menjadi prioritas. Kampanye yang kreatif dan berkelanjutan sangat diperlukan, terutama untuk anak-anak dan keluarga. Kebiasaan baik seperti menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluorida harus diajarkan sejak dini, baik di sekolah maupun di rumah.

Kedua, akses terhadap layanan kesehatan gigi perlu diperluas. Tidak semua masyarakat memiliki akses yang mudah ke dokter gigi, terutama di daerah terpencil. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan organisasi kesehatan perlu diperkuat untuk menyediakan layanan pemeriksaan dan perawatan gigi secara gratis atau dengan biaya terjangkau.

Ketiga, kita sebagai individu juga perlu lebih proaktif dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Periksa gigi secara rutin setidaknya dua kali setahun, kurangi konsumsi makanan manis, dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter gigi jika ada masalah sekecil apa pun.

Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional seharusnya menjadi pengingat bahwa senyum yang sehat adalah cerminan dari tubuh yang sehat. Mari jadikan momen ini sebagai awal perubahan, baik dalam kebiasaan sehari-hari maupun dalam kebijakan yang lebih inklusif untuk kesehatan masyarakat. Dengan langkah kecil namun konsisten, kita bisa menciptakan Senyum Indonesia yang lebih kuat dan sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun