Mohon tunggu...
Jonathan Latu
Jonathan Latu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Banser NU

menulis supaya membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jakarta Rebahan

10 April 2020   15:53 Diperbarui: 10 April 2020   16:00 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pergub terkait PSBB sudah diketok palu dengan Nomor 33 Tahun 2020. Sehingga semua yang diatur melalui pergub ini adalah untuk mempercepat turunnya infeksi penyebaran covid-19. Tentu saja banyak kontroversi atas pemberlakuan pergub ini, kenapa? Sektor informal yang masih bekerja dan bertabrakan dengan aturan pada pergub ini cukup banyak.

Jakarta sedang dipaksa menuju kepatuhan tingkat tinggi dan beresiko pengenaan hukum pidana pada setiap pelanggaran. Ambil contoh adalah beberapa saat lalu viral 16 orang ditangkap dan terancam penjara 1 tahun karena "keluyuran" yang merupakan hak dasar dengan dalil kebebasan berkumpul seperti pada UUD 1945.

Percayalah bahwa pandemik ini telah merampas semua hak dasar dari UUD yang kita jadikan pedoman hidup sebagai Warga Negara berdaulat. Dan percayalah bahwa semua angka korban terinfeksi dan juga yang meninggal akan terus merangkak naik dengan kiraan dan perhitungan sahih, menuju angka yang akan membesar jika tanpa penanganan.

Tentu cukup pedih bagi kita semua mengetahui banyak berita viral tentang tumbangnya saudara kita dari pelayan medis, dokter, kepala RS sampai Menteri terkena infeksi ini. Belum lagi korban meninggal ataupun mereka yang dimakamkan dengan protokol covid-19 yang angkanya naik hari demi hari.

Adalah tugas pokok Negara menjaga keberlangsungan hidup warganya dengan cara apapun. Keselamatan warga bangsa ini diatas segalanya, harapan hidup adalah segalanya diatas apapun di masa pandemik ini.

Kita tidak bisa hindari ini, sudah lebih dari sebulan berlaku pandemik ini, dengan korban yang selalu bertambah bukan berkurang. Perlu dilakukan sesuatu hal konkrit untuk menghentikan dampak, supaya Rumah Sakit masih mampu melayani tanpa ada pertambahan kasus terinfeksi, yang artinya juga akan menekan kematian yang makin tinggi.

Masalah terkait dengan bertabrakannya aturan dan kebutuhan hidup juga sudah diatur dalam pergub tersebut. Tentunya ada sekat waktu pemenuhan, namun aturannya sudah jelas bahwa ada jaminan dan jaring sosial bagi masyarakat terdampak.

Urusan perut kadang tidak bisa menunggu, dan hal itu harus ditegaskan dimuka supaya "Jakarta Rebahan" ini bisa segera berjalan lancar dan goal: penekanan angka penyebaran segera turun, akan jadi pemicu turunnya infeksi di Indonesia karena Jakarta adalah epicenter sebaran covid-19 di Indonesia.

Dari segala kepentingan yang ada, menahan diri adalah hal paling utama untuk dilakukan dan dikerjakan. Penuhi kebutuhan masyarakat terdampak sesuai aturan yang ada, kemudian kita rebahan semua demi berlalunya pagebluk ini dari Indonesia.

Saya lelah, kalian juga lelah. Mari menepi sebentar dan pasrahkan pada Gusti Allah semua ini segera berakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun