Senja yang meredup.
Kembang-kembang tak mekar lagi.
Melihat jerit tangis bayi.
Â
Oh kembang…
Tabahkanlah!
Tabahkan jiwa yang lemah.
Darmamu bukan lagi tentang warna-warni sekolah.
Darmamu mengurus buah cintamu dan rumah
Â
Â
Hilang sudah aspirasi.
Hilang sudah harga diri.
Mau apa kamu kini?
Dua ratus tujuh puluh hari
kau simpan sendiri rapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!