Mohon tunggu...
Qistan Wicaksono
Qistan Wicaksono Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Universitas Brawijaya 2012 Asal Bogor

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bang Toyib Ternyata Mudik!

4 Agustus 2013   14:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:38 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mudik adalah tradisi yang biasa dilakuka oleh penduduk yang ada di Indonesia ketika menjelang hari raya idul fitri. Mudik pada dasarnya adalah kegiatan yang dilakukan seseorang agar dapat bertemu sanak keluarga yang berada di kampung halaman. Semua orang tentunya akan mudik pada hari tersbut. Tidak hanya orang-orang yang berekonomi menengah keatas, bahkan orang yang berekonomi menengah kebawah pun akan memaksakan untuk melakukan tradisi mudik ini.

Sekarang mari kita kaji sama-sama tentang masalah mudik ini, untuk kalangan yang berekonomi menengah kebawah tentunya sangat membebani mereka jika melaksanakan tradisi ini. Sekarang kita lihat saja biaya tiket transportasi umum pada hari-hari menjelang hari raya, biayanya sungguh sangat tidak masuk akal. Biaya transportasi ini bahkan bisa melambung hingga 10-20% dari tarif normal yang ada. Setelah itu, tentunya para pemudik pasti akan membawa oleh-oleh yang akan diberikan kepada sanak keluarga yang berada di kampung halaman serta tak lupa membeli oleh-oleh yang akan di berikan kepada para tetangga setelah pulang nanti.

Pada saat perjalanan masih ada juga kendala yang harus dihadapi yaitu macet. Jika kita melakukan perjalanan menggunakan kendaraan darat, tentunya macet tidak mungkin dapat dihindari. Selisih waktu perjalanan pada saat macet dan tidak macet adalah sekitar 2 hingga 6 jam bahkan bisa lebih dari itu. Selain kemacetan, ada satu kendala lagi yang kita hadapi yaitu kecelakaan lalu lintsa. Kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada saat arus mudik bisa naik hingga berlipat-lipat ganda jika dibanding dengan hari biasanya.

Pertanyaannya adalah, apakah para pemudik selama ini bekerja mengumpulkan uang hanya agar dapat berlebaran dengan keluarganya? Mereka mengabiskan biaya yang tidak murah agak dapat kembali di kampung halamannya. Padahal jika ingin pulang kampung bisa dilakukan pada hari-hari biasa, dengan biaya yang sangat normal, kemacetan yang masih wajar bahkan kecelakaan lalulintas yang masih dapat diminimalisir.

Jika mudik adalah tradisi yang tidak bisa lepas dari masyarakat kita, artinya kita telah dibohongin oleh Bang Toyib yang notabene nya tidak pulang-pulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun