Mohon tunggu...
Qistan Wicaksono
Qistan Wicaksono Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Universitas Brawijaya 2012 Asal Bogor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menembak UKT, DOR!

3 Agustus 2013   21:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:39 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Uang kuliah tunggal atau yang biasa di sebut dengan UKT adalah sistem pembayaran  yang digunakan untuk membayar biaya perkuliahan di universitas negri di Indonesia. Tujuan awal dari penerapan UKT ini adalah agar dana bantuan yang diberikan kepada setiap universitas merata. Maksudnya adalah dana BOPTN (bantuan oprasional perguruan tinggi negri) yang setiap tahunnya diberikan oleh pemerintah untuk setiap perguruan tinggi negri di Indonesia dapat dinikmati oleh semua kalangan, tidak hanya oleh keluarga yang berpenghasilan menengah keatas, tetapi juga bisa dinikmati oleh kalangan menengah kebawah.

Disetiap perguruan tinggi negri di Indonesia tentunya telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan demi mempersiapkan UKT tersebut. Akan tetapi, apakah perguruan tinggi tersebut mengeluarkan keijakan tentang UKT dengan sangat adil bagi para mahasiswa baru atau malah sebaliknya? Jika pertanyaannya seperti itu, maka jawabannya “Ya” dan “Tidak”. Akan tetapi permasalahan terbesarnya bukan tentang kebijakan yang di keluarkan perguruan tinggi tersebut, tetapi adalah ketepatan sasaran penerimaan biaya UKT yang diterima oleh mahasiswa baru ini.

Dari beberapa informasi yang telah saya kumpulkan, banyak biaya UKT yang sangat tidak tepat sasaran. Kesannya adalah pihak perguruan tinggi hanya menembak biaya UKT yang akan diberikan kepada mahasiswa baru tersebut. Ada mahasiswa baru yang orang tuanya hanya bekerja sebagai seorang petani tetapi, UKT yang diberikan adalah golongan VI. Seperti yang kita tahu gaji pokok seorang  petani tidaklah besar, bahkan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dengan pas-pasan. Mahasiswa tersebut akhirnya tidak jadi kuliah karena orang tuanya tidak sanggup untuk membiayai kuliah anaknya tersebut.

Sunggu miris sekali jika kita perhatikan kejadian tersebut, pihak universitas kesannya hanya asal-asalan saja menentukan UKT para mahasiswa baru ini. Mereka menembak biaya UKT yang harus dibayarkan oleh mahasiswanya, bahkan mereka sampai tega menembak mati kesempatan mahasiswa agar menimba ilmu dengan layak dan baik. Siapa yang patut disalahkan oleh masalah UKT ini?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun