Mohon tunggu...
qidiq
qidiq Mohon Tunggu... wiraswasta -

"apa yang aku tulis adalah yang pernah membiru dalam hatiku"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Setandan Rindu

23 Oktober 2012   15:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:28 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepi mencapaku...
Dan senyumu melingkari otaku
Kembali aku termangu
Rindu menjalariku

Langit membaca hati
Anginpun terdiam
Bintang berseru
"tuan katakanlah rindumu"

Aku ingin bersyair
Dengan setandan rindu dibadan
Memadu kecubung asmara sa'adah
Runtut bernotasi hati

Rindu meruntuh dada
Terjaga naluri mengiya
Ini sebuah nyata
Atas nafasku mencinta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun