Mohon tunggu...
qidiq
qidiq Mohon Tunggu... wiraswasta -

"apa yang aku tulis adalah yang pernah membiru dalam hatiku"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pada Retak-retak Penantian

15 Agustus 2013   06:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:17 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13765242711984576462

Di pasir-pasirnya adalah rasa Butir-butir kerinduan ketika menepikan jiwa Pada saksi temaram senja menangis Bergetar seperti terhantam karang Rindu semakin tandus tak beraturan Entah kering karena lelah,dan mungkin hampa menyerah Kadangpun perih menyayat karena mu Atau camar-camar yang tak sampaikan pesan hatiku Di bawah nyiur ini sengaja ku tulis namamu Ya karena hanya huruf-huruf itu yang masih melekat Sedang wajahmu hanya semburat teringat Seperti rindu terbiarkan lapuk berkarat Tapi tetap saja ku sanjung mu seakan tiada dua Bak bidadari yang tergantung di mega jingga Huh!! atau bodoh ku selalu menyapa Benarlah,dia rupa yang tertumpah dalam samar asa Trus kepada siapa doa ku tuju Tuhan ?? mendengarkah Dia ?? Belum,sebab kau tak jua datang mendekat Malah desir rindu patah berkaca-kaca Karang-karang retak menunggu Angin tenggara tak menghantarmu pulang dari jauh rantau Kapal-kapal datang hanya membawa bisu Bahkan secarik sapa tak meriuhmu Peluh ini telah menjadi air mata Bayangmu meneluh kaki-kaki untuk tak lari Tapi sampai kapan melawan mentari Sedang kulitku semakin hitam mengkilat Ku nanti sampai badai pasang menyurut Atau kapal ke dua berlabuh dari negeri seberang laut Pasir-pasirpun mulai benci lepas mencaci Sampai malam keberapa rindu lengang bernyanyi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun