Mohon tunggu...
qidiq
qidiq Mohon Tunggu... wiraswasta -

"apa yang aku tulis adalah yang pernah membiru dalam hatiku"

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[FFA] Puteri Jelita dan Ayam Jago Ekor Emas

20 Oktober 2013   03:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:17 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1382213793101732059

QIDIQ  (435) Konon disebuah Kerajaan Samudera Biru di ceritakan sang raja yag bernama Arya Wiguna sedang menjatuhkan hukuman kepada anaknya bernama Putri Jelita. Puteri Jelita akan mendapat hukuman karena telah mengakibatkan seekor kucing istana mati. Bunda Ratu yang tak tega puterinya mendapat hukuman terus-menerus memohon Sang Raja untuk membebaskan dari segala hukuman yang akan diberikan. Ratu berdalih bahwa puteri tidak sengaja melakukan kesalahan tersebut. "Kanda Raja,puteri Jelita tidak sengaja melakukan kesalahan tersebut..... jadi saya mohon sudi kiranya untuk membatalkan hukuman tersebut " kata Bunda Ratu memohon "Ratu...kesalahan yang disengaja ataupun tidak adalah tetap kesalahan !!! dan yang melakukan kesalahan harus mendapat hukuman yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di kerajaan ini " tegas sang raja "Tapi Jelita kan seorang puteri istana,apa tidak ada pengecualian kanda ?? '' tanya Ratu kemudian "Tidak !! peraturan di kerajaan Samudera Biru berlaku untuk semua penduduk kerajaan,termasuk keluaraga istana .... "Tapi kanda ...... " ratu menyela ..... "Tidak ada tapi-tapian ratu !! sebagi raja aku harus menegakan kebenaran dan keadilan di kerajaan ini " lanjut sang raja tegas Terlihat Puteri Jelita menanggis tergugu bersimpuh di hadapan ayahandanya.Sedang disebelah nya mbok Subur pengasuhnya terus menghiburnya. Air mata berhamburan tanpa henti karena tak kuasa membayangkan hukuman yang akan diterima karena kesalahanya. "Puteri maafkan ayahanda ...." kata raja pelan .... ayah harus tetap memberi hukuman pada mu,ini sudah menjadi peraturan dikerajaan ini " lanjut sang raja "Iya ayahanda,puteri akan menerima segala bentuk hukumanya dan puteri akan bertanggung jawab atas semua kesalahan yang telah aku lakukan..." kata Puteri Jelita sambil menahan tangis "Baiklah....hari ini di saksikan oleh Patih.para menteri,punggawa istana dan seluruh yang hadir,saya menjatuhkan hukuman 30 hari di asingkan ke hutan belantara kepada Puteri Jelita atas kesalahannya. Puteri Jelita hanya boleh di temani mbok pengasuh dan dibekali makanan yang cukup untuk tujuh hari.......dan setiap pagi sebelum matahari terbit harus melapor ke prajurit perbatasan dipinggir hutan. "Dan ingat puteri,apabila kamu terlambat melapor satu detik pun maka hukuman akan diulang dari awal......mengerti ??? tanya raja Puteri Jelita mengangguk pelan.... Sesaat kemudian suasana hening,hanya terdengar seguk tangisan Puteri Jelita. Seisi istana seprti turut bersedih karena sang puteri yang harus menjalani hukuman. "Baiklah puteriku,nanti setelah matahari tenggelam kamu akan diantar prajurit ke pondok tengah hutan.....bersiap-siaplah....." perintah raja Kemudian Puteri Jelita berlalu dari hadapan sang raja. Waktu mulai menjelang malam,kereta pun telah disiapkan untuk membawa sang puteri ke pondok tengah hutan. Bunda Ratu menanggis melihat puterinya akan di antar kehutan untuk menjalani hukuman. Begitupun Puteri Jelita masih tampak menanggis karena akan berpisah dengan sang bunda tercinta. Setelah berpamitan,kereta yang membawa Puteri Jelita dan mbok pengasuhnya segera meninggalkan istana menuju hutan tempat Puteri Jelita akan menjalani hukuman di temani mbok pengasuhnya. "Sudah puteri jangan menanggis terus " kata mbok pengasuh "Aku takut mbok !! " jawab puteri sambil memeluk mbok pengasuh "Tak perlu takut puteri,kan ada mbok disamping puteri " sambil membelai kepala Puteri Jelita "Tapi disini gelap mbok...." sambil melihat keluar kereta "Namanya juga hutan kalau malam pasti gelap,tapi besuk pagi pasti puteri akan senang melihat suasana pagi " jawab si mbok meyakinkan Sesaat suasana hening,hanya terdengar suara langkah kuda dan desir angin hutan yang dingin berhembus menerpa dedaunan. Mbok pengasuh melirik sang puteri yang nampak tertidur pulas. Dibelainya wajah cantik sang puteri yang telah 20 tahun di asuhnya itu. Setelah beberapa jam perjalanan,sampailah disebuah pondok kecil ditengah hutan dan keretapun berhenti. Mbok pengasuh pelan-pelan membangunkan Puteri Jelita,sementara prajurit yang mengantarnya memasukan seluruh perbekalan ke dalam pondok. "Puteri kita sudah sampai..." kata mbok pelan Dengan wajah yang masih terlihat mengantuk sang puteri beranjak keluar dari kereta dan berjalan ke arah pondok yang nampak terang oleh lampu damar yang telah dinyalakn prajurit yang mengantarnya. Angin hutan yang dingin berhembus terasa menusuk tulang,sementara suara langkah kuda mulai menjauh meninggalkan pondokan. Sesekali terdengar suara hewan malam yang sedikit menakutkan. Mbok pengasuh sibuk membereskan dipan untuk sang puteri istirhat. "Puteri.....tidurlah" kata mbok pengasuh "Mbok jangan kemana-mana ya....aku takut ... "Iya..... mbok akan selalu di dekat puteri ..." jawab mbok meyakinkan Segera dia merebakan tubuhnya di tempat tidur,rasa kantuk dan tubuh yang capek membuat sang puteri cepat terlelap. Dan si mbok pun akhirnya tertidur juga tak kuasa menahan rasa kantuk. Tapi baru  beberapa saat memejamkan mata,si mbok terbangun mendengar teriakan puteri Jelita. "Puteri....bangun puteri.... " mbok berusaha membangunkan puteri. Puteri bermimpi ??" tanya mbok kemudian Puteri mengangguk ..... iya mbok .... " jawabnya "Ya sukurlah kalo cuma bermimpi....sekarang tidur lagi,besok harus bangun pagi-pagi karena sebelum matahari terbit harus melapor ke prajurit perbatasan...." kata mbok kemudian Akhirnya mereka merebahkan kembali tubuhnya. Si mbok pengasuh nampak sudah tertidur pulas,sementara Puteri Jelita masih terpikir akan mimipinya barusan. Pagi-pagi Puteri Jelita dan mbok pengasuh terbangun oleh suara kokok ayam jago. Suaranya terdengar nyaring dan merdu,berbeda dengan ayam jago pada umumnya. Hal ini membuat Puteri Jelita kembali teringat seorang kakek yang memberi ayam jago berekor emas pada mimipinya semalem. "Ah mungkin hanya kebetulan...." katanya dalam hati Sementara mereka berjalan menyusuri jalan setapak menuju pos prajurit perbatasan "Benar kata mbok,suasana pagi dihutan sangat indah...."kata sang puteri di tengah perjalanan Mbok tak menjawab,hanya tersenyum melihat wajah sang puteri yang terlihat berseri-seri. Hari-hari berikutnya suara kokok ayam jago selalu membangunkan mereka di waktu yang sama. Kembali Puteri Jelita mengingat-ingat mimipinya. "Apa kakek itu benar memberi suatu pertanda...... tiap pagi diwaktu yang sama suara ayam jago itu membangunkan ku ...." tanya puteri dalam hati "Ah tapi aku belum pernah sekalipun melihat ayam itu......entahlah !!" puteri Jelita terlihat bingung "Puteri kenapa melamun ...?? kan besuk kita sudah pulang ke istana  .. " tanya mbok melihat putri asuhanya melamun "Mbok bikin kaget aja...... sini mbok aku mau cerita ...." kata Puteri Jelita kemudian "Ada apa puteri...??'' tanya mbok "Mbok ingat kan waktu aku mimpi.....?? "Ingat,memang puteri mimpi apa .... "Aku mimpi seorang kakek berjubah putih memberiku seekor ayam jago berekor emas,dan kakek itu mengatakan bahwa ayam ini akan membangunkanku tiap pagi serta menyuruhku membawanya keistana karena kelak dia yang akan mejagaku dan mendampingi hidupku ..... " cerita sang puteri "Jangan-jangan ayam jago yang tiap pagi berkokok itu puteri...." kata mbok sedikit heran "Mungkin juga mbok ..... mbok pernah melihatnya ?? "Belum puteri ... " mbok menggeleng Puteri Jelita dan mbok terdiam. Sementara puteri terus berpikir untuk mencari cara supaya bisa menangkap ayam jago tersebut,sebab hari ini hari terakhir dia menjalani hukuman di hutan. "Mbok besok pagi bantu aku menangkap ayam itu .... " kata puteri pada mbok "Kita buat jebakan mbok,aku yakin kalo memang benar mimpiku itu pasti bisa menangkap ayam jago itu...." puteri melanjutkan pembicaraanya "Iya puteri,tapi kita taruh mana jebakan nya....kan kita belum pernah melihatnya ..." kata mbok "Aku hafal dari mana suara itu berada mbok dan mudah-mudahan bisa ..." lanjut sang puteri Menjelang tengah malam mereka mempersiapkan perangkapnya. Perangkap itu diletakan ditempat arah suara ayam itu berkokok tiap pagi. Sementara didalam pondok puteri dan mbok menunggu dengan sabar. Mereka berdua senggaja tidak tidur malam itu,menunggu ayam jago itu datang berkokok. Penantian mereka terjawab,ayam jago itu berkokok. Cepat-cepat puteri menarik tali perangkap dan sejurus kemudian terdengar suara kelapak dari luar. Puteri dan mbok langsung berlari keluar dan benar kaki ayam jago itu berhasil terjerat oleh jebakan. Puteri Jelita membawa ayam jago itu masuk kedalam pondok,ke duanya terdiam melihat ayam jago itu benar-benar berbulu emas. "Benar mbok,salah satu ekornya berwarna emas....." puteri terus mengamati ayam jago tersebut "Berarti mimipi puteri kemaren adalah pertanda dan bukan hanya sekedar mimpi....." balas mbok Tapi tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki,sontak sang puteri melepaskan ayam itu dari tangannya "Tolong lepaskan jeratan dari kaki ku ini,sakit tuan puteri ..... " suara dari ayam jago tersebut "Ka...ka....kamu bisa bicara ..." tanya puteri kaget "Iya....ini aku yang bicara,tolong lepaskan jerat di kakiku tuan puteri....." ayam jago meminta sekali lagi "Baiklah....." kata puteri Puteri Jelita kemudian melepaskan jerat di kaki ayam jago tersebut "Tuan Puteri....boleh hamba meminta bantuan...." kata ayam jago "Apa yang bisa kulakukan untukmu.....?'' "Cabutlah ekorku yang berwarna emas tuan puteri ....." "Tapi itu akan menyakitimu ....." puteri ragu "Tidak tuan puteri......justru itu membantuku membebaskanku dari hukuman..." kata ayam jago meyakinkan "Hukuman ...??' "Nanti akan hamba jelaskan setelah tuan puteri mencabut ekor emasku.... '' sahut ayam jago Dengan ragu-ragu Puteri Jelita mencabut ekor emas itu pelan-pelan. Dan tiba-tiba ayam jago itu berubah wujud menjadi pemuda yang tampan dan gagah. Puteri yang kaget berlari ke arah mbok pengasuhnya. "Terimaksih tuan puteri telah membebaskan hamba dari hukuman ini ... " kata pemuda itu sambil memberi hormat Puteri dan mbok masih terdiam karena heran melihat ayam jago yang kini telah berubah wujud. "Kamu siapa.... kenapa bisa berubah menjadi ayam jago...??" tanya puteri "Nama hamba Lanang,hamba telah melakukan kesalahan dan sebagai hukumanya dikutuk menjadi seekor ayam jago berekor emas......hamba akan terbebas bila telah cukup melakukan kebaikan serta ada seorang puteri keraton yang mau mencabut ekor emasku... " pemuda itu bercerita ''Berarti kita sama,ini hari terakhirku menjalani hukman selama 30 hari... '' kata puteri jelita "Tuan puteri....sebelumnya aku telah bersumpah,siapapun yang bersedia menyabut ekor emasku dia akan hamba akan melamar menjadi istri hamba kalopun dia bersedia tapi kalaupun tidak bersedia hamba akan memberikan apapun yang dia mau.... " kata pemuda itu kemudian "Baiklah Lanang,aku bersedia ....... tapi terlebih dahulu antar aku pulang ke istana dan lamar aku pada ke dua orang tuaku .... " puteri menegaskan "Mari tuan puteri,hamba akan mengantar kembali ke istana....." sambil menundukan badan Sesampai di istana Samudera Biru,Sang Raja dan Bunda Ratu serta seluruh istana menyambut kedatangan Puteri Jelita dengan suka cita. Bunda Ratu memeluk puteri tercintanya dengan bahagia. "Ayahanda....puteri telah melaksanakan hukuman yang telah di jatuhkan kepada puteri ..." kata Puteri Jelita sambil memberi hormat "Iya puteriku,semoga kamu lebih berhati-hati lagi dalam melakukan sesuatu dan jangan melakukan kesalahan lagi...." sambil mengusap kepala puterinya "Iya ayahanda....." jawab puteri "Pemuda ini siapa puteri ...??" tanya sang raja "Namanya Lanang ayahanda,dia yang mengantarku pulang ke istana.... "Benar Yang Mulia Raja,nama hamba Lanang.....hamba dari wilayah seberang utara,tepatnya dari kerajaan Langit Senja...." kata Lanang sambil memberi hormat "Sebentar....." sang raja seperti mengingat-ingat sesuatu....... kamu Pangeran Lanang .... putra kang mas Wira Sentosa....??" tanya sang raja "Benar .... hamba putra Wira Sentosa raja Langit Jingga ...." "Bukankah kamu sedang menjalani hukuman pangeran....." "Benar Yang Mulia....sudah tiga purnama hamba mendapat hukuman berubah mejadi ayam jago berekor emas dan Puteri Jelita yang membebaskan hamba dengan mencabut ekor emas tersebut...." kata Pangeran Lanang "Benar begitu puteri ??'' raja meyakinkan pada putrinya Puteri Jelita mengangguk perlahan..... "Yang Mulia Raja...sebelumnya saya bersumpah,siapun puteri yang menyabut ekor emas itu .... saya akan menjadikannya sebagai pendamping hidup hamba.... " pangeran Lanang menjelaskan "Puteri kamu bersedia menjadi istri Pangeran Lanang ...??" tanya sang Raja pada puterinya Puteri Jelita mengangguk sambl tersenyum.... "Baklah pangeran...aku mengundang ke dua orang tuamu untuk segera melamar puteriku ... " kata raja kepada pangeran Lanang "Akan hamba sampaikan kepada Ayahanda Raja Wira Sentosa dan secepatnya melamar puteri Jelita... " jawab Pangeran Lanang Dan akhirnya Puteri Jelita dan Pangeran Lanang pun menikah dan menjadi keluarga yang bahagia sampai kemudian dikaruniai sepasang putera kembar. Karya peserta lainnya :FFA Silahkan bergabung di : Fiksiana Community

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun