Mohon tunggu...
qidiq
qidiq Mohon Tunggu... wiraswasta -

"apa yang aku tulis adalah yang pernah membiru dalam hatiku"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu Bercinta

5 Desember 2013   01:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:18 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepiku berontak merengkuh malam
Angin mendesir dalam dalam
Bidak hati mengerut menahan beku
Tatkala embun datang bersayap senyummu

Dibawah cemara kurayakan cinta
Kerat ranting berderat seperti seruling
Menyanyi mengiring riuh sepasang bibirmu
Yang kemudian tenggelam dalam  kecupku

Desahmu  melawan sewindu rindu
Seperti genderang mengerang diujung perang
Terus  mencabik titik titik biru
Hingga lunglai menguyukan sendi sendiku

Malam ini kita selesaikan getar-getar rindu yang tertunda,
Malam ini kita cairkan degup-degup yang membatu sekian lama,

Purnama beringsut menjauh
Deras keringat mengucur mengalahkan kabut
Sesaat  kau benam wajahmu diatas dadaku
Layu dengan nafas memburu

Tiada resah lelah tergambar
Lara hati terganti madu-madu asmara
Sepi menghilang di bawah kerudung awan
Gelora cengkerama menggumbar rindu

Nafsu merajai detak demi detak
Bergumul membakar seikat hasrat
Inikah bukti sebuah cinta …... ??
Entahlah ......... biarlah semua terasa gila

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun