Danau Tempe yang terletak diantara tiga kabupaten (Soppeng,Wajo,Sengkang) sekarang sedang mengalami pendangkalan. Selama ini upaya untuk mencegah terjadinya proses pendangkalan selalu dilakukan. Namun terbentur koordinasi lintas sektoral yang rumit antara tiga pemerintah kabupaten tersebut diatas. Masing-masing daerah mempunyai kepentingan yang strategis dan tidak ada yang mau mengalah. Padahal danau ini merupakan tempat mata pencaharian warga sekitar.Â
Di Kabupaten Soppeng, setiap tahunnya lahan (palawang) akan dilelang kepada masyarakat. Pemenang lelang akan berhak mengelola lahan tersebut serta mengambil hasil ikan. Sedangkan pada masa tertentu diberikan juga kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk mengambil ikan. Sistim ini sudah berlaku sejak zaman Belanda. Akibat dari pendangkalan ini lahan untuk pengembangan ikan juga semakin sempit. Ikan-ikan pun sulit untuk berkembang lebih baik. Otomatis pendapatan warga juga menjadi menurun.
Egoisme masing-masing daerah hanya mengakibatkan kesengsaraan bagi rakyatnya. Pendapatan sebagai nelayan tidak cukup memenuhi kebutuhan hidup mereka. Kalau sudah begini masihkah kita saling ngotot-ngototan? Seandainya saja semua pihak yang berkompeten bisa duduk besama membahas persoalan danau tempe tentu akan menghasilkan kebijakan yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Danau Tempe juga menyimpan potensi wisata yang bila dikelola dengan baik bisa mendatangkan keuntungan baik bagi pemerintah setempat maupun warga sekitar. Asyik kan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H