Mohon tunggu...
Andi Zulkifli Nurdin
Andi Zulkifli Nurdin Mohon Tunggu... Administrasi - Aparatur Sipil Negara yang hobby Ngeblog

Seorang Abdi Negara yang berprofesi sebagai PNS. Mencoba untuk tetap eksis menulis sebagai sarana berbagi dan menjalin persahabatan. Sekarang aktif di Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Sulsel

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mencicipi Bubur Tinutuan di Wakeke

19 April 2010   07:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:43 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah puas cuci mata di Pasar Jengki, satu B (Barito) Barisan Rica Tomat sudah lewat, sekarang giliran memanjakan lidah dengan "kampung tengah". Abjad B berikutnya yaitu Bubur Manado atau lebih populer dengan sebutan Tinutuan. Tempat yang paling asyik untuk makan tinutuan adalah di Kawasan Wisata Makanan Wakeke. Pertama datang, sepanjang jalan tersebut telah berjejeran mobil para pengunjung yang sedang menikmati sarapan tinutuan. Dari pengakuan salah satu pemilik rumah makan, dulunya di kawasan ini hanya satu dua orang yang menjual tinutuan, karena melihat prospeknya bagus maka warga di sekitar juga ikut berjualan. Inilah sekelumit succes story berdirinya kawasan wisata kuliner tersebut. Warga Manado boleh berbangga dengan ini, bayangkan beberapa pejabat penting maupun politisi dari Jakarta setiap kali berkunjung ke Manado selalu menyempatkan datang mencicipi nikmatnya Bubur Manado, Presiden SBY pun pernah singgah di tempat ini. Bahan pembuatan tinutuan boleh dikata sangat sederhana. Bubur beras dicampur dengan sayur sayuran, labu plus milu rebus (jagung). Tapi yang membuat lidah bergoyang adalah bumbu atau makanan pelengkapnya. Ada pake mie basah, tahu, nike (sejenis ikan teri) goreng plus sambal ikan roa dijamin membuat basuar (keringatan) dan selalu ingin nambah terus. Satu lagi yang tergolong unik dari warga Manado pada umumnya yaitu walau menunya sudah komplit atau setara dengan makan siang tapi mereka tetap menganggap masih sarapan (smokol), artinya makan siang tetap wajib dilakukan, he he he bersambung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun