Mohon tunggu...
Andi Zulkifli Nurdin
Andi Zulkifli Nurdin Mohon Tunggu... Administrasi - Aparatur Sipil Negara yang hobby Ngeblog

Seorang Abdi Negara yang berprofesi sebagai PNS. Mencoba untuk tetap eksis menulis sebagai sarana berbagi dan menjalin persahabatan. Sekarang aktif di Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Sulsel

Selanjutnya

Tutup

Politik

Faksi Ditubuh Golkar Sulsel

11 Januari 2010   05:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:31 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, tepatnya Senin,(10/1), Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Sulawesi Selatan akan dilantik menjadi Ketua DPD Golkar Sulsel, periode 2010-2015. Sukses meraih kursi 01 partai berlambang pohon beringin ini dengan "mengalahkan" rival dan yuniornya sendiri, Ilham Arief Sirajuddin.

Sebelumnya banyak pihak meramalkan pada musda Golkar kemarin, Ilham Arief Sirajuddin, yang juga Walikota Makassar dan dikenal sebagai pendukung setia Surya Paloh bakal mulus melenggang menjadi ketua. Tapi, karena intervensi DPP pasca munas yang memilih Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum, Walikota yang terpilih untuk kedua kalinya ini terpaksa harus mereview impian politisnya di masa yang akan datang.

Faksi ditubuh Golkar Sulsel kembali menghangat jelang terbitnya SK Kepengurusan. Perseteruan antara Guru dan Murid memang tak terhindarkan. Isu mundurnya Ilham Arief Sirajuddin karena merasa diabaikan oleh DPP, semakin mempertegas adanya konflik yang semakin meruncing di tubuh partai.

Imbasnya juga terasa sampai di level pengurus kabupaten. Apalagi tahun ini akan digelar pilkada 11 kabupaten. Mereka para pengurus DPD Golkar yang dikenal sebagai loyalis Ilham bakal tergusur. Bahkan ada kandidat calon bupati harus gigit jari. Sikap tegas DPP dapat dilihat dengan tidak adanya kompromi dalam struktur kepengurusan. Buktinya, rumor bahwa akan ada posisi ketua harian ternyata hanya isapan jempol.

Strategi ini merupakan langkah guna mempermulus langkah bagi Ketum menuju posisi RI 1, sedangkan bagi Syahrul sendiri, masih perlu diuji kepiawiannya dalam menakhodai perahu besar bernama Golkar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun