“Diatas buku mungkin ada setan tetapi diatas bumi pasti ada tuhan” prinsip ini yang selalu ia gunakan dalam menjalani hidupnya. Belajar langsung, menyelusuri seluk beluk bumi ini adalah jalan terbaik untuk mengenal tuhan dan makhluknya. Menjadi manusia yang selalu ingin menapakan kakinya ke tempat-tempat dimana tuhan menciptakan keindahan dan misteri didalamnya yang belum terungkap. Mendedikasikan dirinya ke dalam dunia yang sangat fluktuatif yaitu berpetualang dimana setiap harinya, setiap langkahnya, setiap kayuhannya adalah momen-momen yang berharga dan indah, serta menjadi mata pelajaran yang terbaik dalam hidupnya.
“Karena sebuah buku berawal dari penelusuran langsung suatu tempat” ucap Gilang Embang Putra Pratama.
Embang yang biasa dipanggil, lulusan Institut Pertanian Bogor sarjana Kehutanan. Tidak seperti mahasiswa pada umumnya, keliling dunia adalah impian idaman bagi dirinya setelah lulus dari sarjana. Menurutnya “hidup terlalu singkat kalau dihabiskan untuk mencari uang dan bumi cukup luas untuk dijelajahi hanya sekedar mengecap setetes dari samudera ilmu-nya” . Mungkin orang akan berkata “ Kenapa orang ini begitu jalan pikiran hidupnya?” begitu juga ia akan bertanya “Kenapa orang-orang begitu menjalani hidupnya”. Memang tidak pernah ada yang salah, setiap orang memiliki cara sendiri bagaimana ia mecoret garis hidupnya untuk membuat hidupnya bahagia. Dan inilah coretan hidup Gilang Embang ketika diusia beranjak 26 tahun.
“Terimakasih untuk Lawalata, karena berawal dari sini mimpi itu dibuat dan terwujud” ucap Embang. Kata itu terucap ketika malam dimana h-1 sebelum keberangkatannya. Lawalata merupakan organisasi pecinta alam yang diikuti Embang semasa kuliah. Melalui Lawalata-lah yang membuat ia bisa membentuk rasa jelajah yang tinggi, ia merasa bersyukur ketika Lawalata bisa hadir didalam hidupnya.
Kata yang terucap oleh Embang pada malam perpisahan dengannya adalah “jangan pernah tidak bermimpi.
“Mimpi dapat memulai sebuah cita-cita. Ketika kita sudah memiliki cita-cita maka tanamkan dalam hati kalau cita-cita itu akan terwujud. Disetiap lamunan membentuk angan cita-cita itu akan terwujud. Lamunan positif akan memberikan energi positif ke dunia sehingga setiap gerakan kita di setiap harinya tanpa disadari akan membawa kita menuju capaian cita-cita itu. Dan selalu sebarkan impian kita ke orang lain, sehingga ini akan menjadi semangat buat diri kita” ucapnya.
Ia memang tak pernah lepas dari keyakinan bahwa mimpinya akan terwujud walaupun terkadang semangatnya naik turun. Dimulai dari ia masuk Lawalata, membuat ia membentuk hasrat menelusuri seluk beluk tempat-tempat di dunia ini. Bahkan, salah satu spiritnya untuk lulus IPB adalah untuk dapat segera memulai mewujudkan impiannya ini. Sudah setahun lebih, sejak ia lulus, mempersiapkan ini semua, dari materi hingga fisik. Hingga awal Januari 2012, ia putuskan sebagai bulan keberangkatan. Namun, tuhan berkata lain. Kakinya sempat dua kali terkilir hingga ia harus mengurungkan niat keberangkatan. Hampir dua bulan ia harus memulihkan kakinya. Pertanyaan-pertanyaan dari sms, facebook, atau secara langsung “sudah sampai mana atau kapan berangkat?” membuat ia sedikit terbebani.
“kata-kata itu membuat batin gw tertekan tapi itu semua yang membuat gw jadi semangat, berarti gw harus segera cepat-cepat berangkat” ucap ia ketika selalu dihujani pertanyaan seperti itu.
Ketika semangatnya menurun atau merasa ia akan mampu atau tidak menjalani ini semua, ia akan berucap “hal yang paling baik adalah kegagalan ketika sudah mencoba dari pada terpuruk karena belum pernah mencoba”
Akhirnya hari ini tiba: 12 Mei 2012. Pukul 08.00 PM waktu take off dari Bandara Soe-Hatta, diperkirakan ia akan sampai pukul 11.00 PM di Kuala Lumpur. Dan ia akan memulai mimpi besarnya esok hari tanggal 13 Mei 2012. Kalimat yang ia ucapkan berulang-ulang ketika dalam perjalanan ke bandara “gw seneng banget tetapi deg-degan”.
Dua setengah tahun, capaian waktu keliling dunia, bukan target tempat yang ingin ia capai tetapi target waktu. Bekal uang yang ia bawa kurang lebih satu juta rupiah. Sepertinya uang selalu tidak menjadi masalah disetiap perjalanan solo sepedanya. Ia tidak menjadikan uang sebagai permasalahan utama. Walaupun begitu, ia sudah mempersiapkan bagaimana nantinya ia akan mendapatkan uang, seperti ngamen dengan suling, menjual pulpen dengan corak batik, menjual baju batik (jika terpaksa), dan menjual lukisan-lukisan budaya Indonesia atau bekerja sesaat. Seperti tema dalam perjalanannya “culture exchange for better life and peace”. Selain bertujuan mendapatkan uang, ia akan membawa budaya Indonesia ke dunia. Ia sudah mempersiapkan sepedanya dengan corak batik yang menunjukkan ia berasal dari Indonesia yang memiliki budaya yang khas.
Target perjalanan, setelah mencapai Kuala Lumpur, ia akan menggoes ke Thailand – Laos –China – Nepal – India – Pakistan – Turkmenistan – Kazakhstan – Rusi – Belarus – Poland –Germany – Morocco – Algeria – Libya – Egypt – Somalia – Kenya – Tanzania – Mozambique -South Africa – Argentina – Paraguay – Bolovia – Peru – Colombia – Mexico - United States. Empat benua yang ingin ia capai, benua Asia, Eropa, Afrika, dan diakhiri Amerika. Ia tidak memiliki rencana yang pasti dan terperinci, seperti ucapnya “terkadang, rencana yang terbaik adalah tidak memiliki rencana”. Ketika ia ditanya rencana jalurnya, ia akan lebih menjawab “tergantung kondisi dijalan nanti”. Tidak memiliki rencana bukan berarti tidak memiliki rencana sama sekali. Ia sudah intense mempersiapkan semuanya hingga yang terbaik dimulai dari November 2012. Selain menggunakan sepeda, ia akan menempuh perjalanan dengan kapal/ pesawat ketika menyebrang dan diakhiri berlayar menuju Indonesia kembali.
Satu kunci berharga yang dibawanya adalah
“kuncinya jangan sombong dan selalu ramah, karena dari situ banyak orang yang akan membantu kita bahkan tuhanpun juga karena tuhan tidak suka dengan orang yang sombong” ucap bang Mirza Indra (senior di Lawalata) ketika ia berpamitan dengannya.
“bener bang, iya…”jawabnya
Nb: Sampai tanggal 24 Mei 2012 kemarin, embang sudah mencapai di Kuala Terengganu, Malaysia. Selanjutnya, ia akan terus menelusuri pantai timur Malaysia dan akan mengarah ke Sungai Kolok untuk melewati perbatasan Thailand. Tepat 18 hari hingga sekarang, waktu lamanya ia bersepeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H