"Sana pergi buang sampahnya!" Perintah Elisa.
"Itukan tugasnya kamu, kenapa jadi aku yang ngerjainnya," tolak fauziyah mentah mentah.
"Aku ngak mau! Pokonya kamu yang buang sampah, sekalian jangan lupa sapu kelasnya sampe bersih!" Elisa pun langsung keluar tanpa beban sedikit pun.
Fauziya mendengus kesal. Tak urung ia tetap melaksanakan perintah dari Elisa.
"Kamu itu ngak boleh nyuruh Fauziya begitu. Fauziya juga temen kita. Ngak baik." Nasehat temannya, saat ia baru keluar dari kelas.
"Biarin, lagian siapa suruh perusahaan ayahnya bangkrut. Pokonya aku ngak mau temenan sama orang miskin kaya dia."Â
Saat fauziya akan lewat, Elisa dengan sengaja menjulurkan kaki nya. Fauziya yang tidak sadar pun terjatuh. Ia meringis, sepertinya lututnya terluka.
"Bye bye anak bangkrut," ucap Elisa sambil menjulurkan lidahnya. Fauziya di bantu teman temannya untuk berdiri. Sepertinya Fauziya harus ke UKS secepatnya.
"Apa apaan sih Elisa itu, mentang mentang papanya kaya dia jadi sombong." Ucap teman sebangku Fauziya, Sani.
"Ehh lutut kamu luka, sini aku bantu ke UKS"Â