Sistem ERP mengintegrasi aktivitas bisnis seperti produksi, inventori, penjualan, keuangan, human resource (HR) dan sebagainya. Ini berarti ERP menunjang keseluruhan integrasi manajemen, mulai dari masalah lapangan hingga kantor.
Integrasi ini tentunya membutuhkan development IT yang mumpuni dan cukup memakan waktu. Oleh sebab itu, proyek pembuatan sistem ERP berkisar di atas Rp 500 juta-an. Belum lagi biaya lisensi, penerapan dan pemeliharaan yang mungkin saja 2 kali lipat lebih besar dari development aplikasinya.
- Yang lengkap belum tentu dibutuhkan semua bisnis. Budget terkuras, pengoperasian juga memberatkan komputer. ERP kerap menjadi berat dipikul secara finansial dan teknis akibat kelengkapan ini. ERP yang lengkap kadang dapat membuatnya seperti “martil dengan banyak mata”, jelas James, Chief Operating Officer (COO) kami, “memang banyak kegunaannya, tetapi berat dan mahal”.
- Tentukan sendiri tingkat kompleksitas dan fitur-fitur yang betul-betul Anda perlukan. Hal ini akan lebih efisien sebab Anda dapat menentukan perangkat seperti apa yang cocok untuk masalah bisnis Anda sendiri. Sudah banyak pula provider ERP di Indonesia yang melayani kostumisasi sistem semacam ini.
- Buat blueprint-nya dari nol. Kustomisasi memang memerlukan waktu dan korespondesi lebih dibandingkan jika membeli ERP bundle yang instan. Namun, ketepatan guna dari sistem ERP kustom a la Anda sendiri tentunya terbayarkan dengan harga yang juga dapat disesuaikan dengan fitur. Perlu diingat, tidak ada blueprint yang manjur untuk semua masalah bisnis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H