Mohon tunggu...
Qanith kurniawan Arham
Qanith kurniawan Arham Mohon Tunggu... mahasiswa -

asli maros, pecinta Hijau dan sangat menyukai semangka

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjadi Berprestasi Tanpa Batas dengan Berprestasi Setiap Hari!

12 Agustus 2016   06:34 Diperbarui: 12 Agustus 2016   07:38 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
meraih prestasi tanpa bukti. Sumber: solopos.com

Dalam website KBBI, kawan-kawan dapat menemukan kata PRESTASI disebut sebagai “Hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Dihalaman yang sama disebut beberapa subjek yang menyertai kondisi penggunaan kata Prestasi tersebut. Diantaranya AKADEMIS, BELAJAR dan BEKERJA. Tidak heran bahwa kata prestasi telah menjadi stereotype terhadap ketiga hal tersebut.

Namun bagi saya, pemaparan yang demikian masih kurang cukup dalam memaknai kata prestasi. Kembali ke defenisi diatas bahwa prestasi adalah hal yang berbicara mengenai hasil pencapaian dari sebuah proses kerja ataupun belajar. Itu berarti segala aktifitas dalam keseharian kita yang telah berhasil dilaksanakan adalah rentetan prestasi.

Beberapa hal sebagai contoh,  Ketika agenda kegiatan seharian yang telah dirancang malam sebelumnya berjalan sebagaimana semestinya. dapat pula bila suatu pekerjaan atau kegiatan yang ingin sekali kita lakukan tetapi baru terlaksana hari ini. Bisa juga ketika suatu waktu anda sudah mahir menggunakan kalimat-kalimat sederhana dari suatu bahasa asing. Intinya semua hal berupa pencapaian dari sebuah aktifitas kerja maupun belajar adalah sebuah Prestasi! Dan tanpa disadari, kadang prstasi tersebut sudah kita capai dalam keseharian kita.

Lalu apa yang membedakan prestasi dari ketiga stereotype tersebut dengan “prestasi keseharian”? jawabannya adalah karena prestasi tersebut di ikuti dengan kata “prestise”. Lagi-lagi apabila berkiblat pada KBBI maka akan ditemukan bahwa prestise adalah istilah untuk mengungkapkan kewibawaan serta kehormatan seseorang karena ilmu atau kemampuannya yang akhirnya membuatnya “berbeda” dari yang lain. Di tengah-tengah kita prestasi demikian lah yang kerap mendapat pengakuan secara sosial dan menjadi standar terkenal tidaknya seseorang.

Lalu pertanyaan selanjutnya, apakah tidak mungkin jika prestasi harian juga bisa ber”prestise”? tentu BISA! Namun perlu di ingat bahwa orientasi untuk berprestasi bukan demi kepentingan diri semata. Inilah yang perlu di tanamkan dalah mindset masing-masing bahwa prestise di raih bukan dari pengakuan diri sendiri melainkan pengakuan orang-orang disekitar. Untuk itu, membuat prestasi keseharian memiliki prestise adalah dengan mengarahkannya pada kepentingan atau kebaikan orang lain secara luas.

Lagi-lagi sebuah pertanyaan muncul, apa iya kita dengan mudah menaruh kepentingan orang lain diatas kepetingan sendiri yang belum tentu juga terselesaikan? Bagi saya, itu Cuma ungkapan naïf yang diperhalus dari kalimat “ngapain ngurus orang lain? Urusan sendiri aja belum beres!”. Betapa susahnya mementingkan kepentingan publik sebenarnya hanya ada dalam alam bawah sadar kita. Namun bukan berarti saya menganggap membantu urusan orang lain atau melakukan hal demi kepentingan lingkungan sekitar adalah hal yang mudah. Kita hanya perlu memperhatikan seberapa besar proporsi kemampuan kita lalu kemudian kita cocokkan dengan seberapa banyak yang bisa kita lakukan.

Pernahkah terfikir bagi kita untuk mengajak orang lain seperti tetangga sekitar rumah untuk kerja bakti diakhir pekan?, paling tidak untuk membersihkan got dan merapikan tata halaman lingkungan sekitar rumah. atau mulai saat ini membangun minat terhadap pembuatan kerajinan tangan yang bermanfaat dalam keseharian? bagaimana dengan membuat target dalam bidang tulis menulis? mengapa tidak untuk mulai saat ini serius belajar berbagai bahasa asing agar dapat menjadi penerjemah bagi orang lain?

Semua yang saya ungkapkan diatas hanyalah sebuah perencanaan yang bisa saja menjadi inspirasi kawan-kawan dalam membuat prestasi keseharian. satu hal yang perlu di ingat, bahwa jangan sampai prestasi yang ingin kita buktikan hanyalah untuk menuntut pengakuan, termasuk untuk prestasi keseharian. prestise bukan sebagai patokan dalam proses pencapaian sebuah hasil, tetapi  hanya sedikit bagian dari efek pencapaian prestasi. selain itu, prestasi harian akan melibatkan semua umur dan berbagai kalangan. tidak sekedar hak bagi para akademisi, pelajar sekolah dan karyawan/pegawai.

Mengutip dari kalimat motivasi dari Almarhumah Gayatri Waillisa (seorang remaja Poliglot sampai 14 bahasa) “saya dan anda adalah sama adanya sebagai makhluk ciptaan tuhan, yang membedakan adalah cara kita menjalani hidup dengan versi masing-masing. Semua orang didunia ini tidak ada yang mampu melakukan hal yang sempurna, namun setiap orang diberi kesempatan yang sama besar untuk melakukan hal yang terbaik, dan hal yang terbaik dimulai dari diri sendiri..”

prestasi bukan hanya bagi mereka yang dibangku sekolah, ruang kuliah ataupun lingkungan kerja karena masing-masing kita punya kesempatan yg sama untuk menciptakan wadah prestasi, tidak harus di akui orang tapi yang jelas punya manfaat yang bisa mengantar pada amal jariyah

punya rencana pencapaian prestasi hari ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun