Analisis sidik jari mengklaim dapat memberikan jawaban atas pertanyaan rumit tentang kepribadian, kecerdasan, dan arah karier.Â
Hal ini menggoda karena pemikiran untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan seumur hidup ini melalui pemindaian sederhana terasa seperti jalan pintas menuju pemahaman diri.
Selain itu, pengujian psikometrik tradisional, seperti tes IQ, inventaris kepribadian, dan penilaian karier, dapat memakan waktu, mahal, dan memerlukan pengawasan profesional.Â
Tes sidik jari menawarkan solusi lengkap yang menjanjikan hasil instan dengan sedikit usaha. Daya tarik kemudahan tersebut membuatnya menarik bagi orang yang mencari jawaban cepat untuk masalah yang rumit.
Terutama bagi para orang tua yang khawatir tentang kinerja akademis atau masa depan anak-anak mereka, mereka sering kali menjadi sasaran layanan ini.Â
Perusahaan menawarkan pengujian sidik jari untuk menilai kemampuan "bawaan", gaya belajar, atau potensi anak, yang konon membantu orang tua membuat keputusan yang lebih baik tentang pendidikan dan perkembangan.Â
Tidak sulit untuk memahami mengapa banyak orang tua ingin berinvestasi dalam apa pun yang mengklaim dapat meningkatkan peluang keberhasilan anak mereka.
Lalu, kenapa tes ini tidak saya rekomendasikan?
Permasalahan dalam Tes Sidik Jari
1. Tidak Ada Bukti Ilmiah
Masalah terbesar dengan tes sidik jari adalah tidak adanya dukungan ilmiah untuk klaim yang dibuatnya. Tidak ada penelitian kredibel yang mendukung gagasan bahwa pola sidik jari berkorelasi dengan kemampuan kognitif, ciri kepribadian, atau gaya belajar.Â
Meskipun sidik jari ditentukan secara genetik dan unik, sidik jari tidak mengungkapkan apa pun tentang fungsi otak, kecerdasan, atau perilaku.