Mohon tunggu...
Qanita Zulkarnain
Qanita Zulkarnain Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Psikologi

Psychology Undergraduate and Psychometrics Graduate.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Waspadai Penyalahgunaan Tes Psikologi

24 April 2023   12:43 Diperbarui: 27 April 2023   15:54 1586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tes psikologi (Sumber: Freepik)

Namun, seperti alat lainnya, tes psikologi juga dapat mengalami penyalahgunaan jika tidak diberikan atau ditafsirkan dengan benar. 

Photo by Kelly Sikkema on Unsplash
Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

Penyalahgunaan dalam tes psikologi secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu misuse dan abuse. Kedua hal ini dapat memiliki konsekuensi yang luas, mulai dari merugikan individu hingga berdampak negatif pada masyarakat secara keseluruhan.

Salah satu bentuk misuse yang paling umum dalam tes psikologi adalah penggunaan tes yang tidak sesuai atau ketinggalan jaman. Tes yang tidak valid dan tidak reliabel dapat memberikan hasil yang tidak akurat, menyebabkan diagnosis yang salah atau penanganan yang tidak efektif. 

Bentuk misuse lainnya adalah penggunaan tes dalam kondisi yang tidak tepat atau menggunakan tes tidak sesuai dengan tujuan aslinya. Misalnya, tes inteligensi dalam lingkungan pendidikan ditujukan untuk mengevaluasi potensi akademik, tetapi tidak boleh digunakan untuk menentukan harga diri siswa sebagai individu. Demikian pula, tes kepribadian tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya dasar keputusan ketenagakerjaan atau dalam proses hukum.

Abuse dalam tes psikologi dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti sengaja memanipulasi hasil tes agar sesuai dengan hasil yang diinginkan atau menggunakan tes untuk mendiskriminasi kelompok orang tertentu. Hal ini dapat terjadi ketika tes digunakan untuk membenarkan praduga atau bias tentang individu atau kelompok tertentu. 

Misalnya, seorang praktisi yang percaya bahwa orang dengan penyakit mental tidak mampu membuat keputusan sendiri mungkin menggunakan tes yang mendukung keyakinan tersebut, dan tidak menggunakan tes untuk memahami situasi unik individu.

Salah satu bentuk abuse yang paling berbahaya adalah penggunaan tes untuk melabeli atau menstigmatisasi individu. Label dapat merusak dan mengarah pada ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya, di mana individu menjadi percaya bahwa diagnosis atau hasil tes mereka adalah jati diri mereka. Ini dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada kesehatan mental, harga diri, dan kemampuan mereka untuk berfungsi dalam masyarakat.

Misuse dan abuse dalam tes psikologi dapat memiliki beberapa konsekuensi negatif, termasuk:

  • Hasil yang tidak akurat: Ketika tes psikologi mengalami misuse dan abuse, hasil tersebut dapat menyebabkan hasil yang tidak akurat, yang dapat menimbulkan konsekuensi serius. Misalnya, pada tes yang digunakan untuk mendiagnosis gangguan kesehatan mental, hasil yang tidak akurat dapat menyebabkan penanganan yang salah atau tidak ada penanganan sama sekali, yang dapat membahayakan kesejahteraan individu. Contoh lainnya yang dekat dengan hampir semua orang adalah ketika rekruter merancang tes psikologi untuk menyeleksi karyawan namun tes kepribadian yang dirancang untuk rekrutmen karyawan tidak sesuai dengan tipe kepribadian yang dibutuhkan oleh perusahaan, maka karyawan yang direkrut cenderung mengalami ketidakcocokan.
  • Stigmatisasi: Misuse dan abuse dalam tes psikologi dapat menyebabkan stigmatisasi individu, yang dapat menimbulkan konsekuensi negatif jangka panjang. Misalnya, jika tes digunakan untuk memberi label seseorang sebagai "sakit jiwa", hal itu dapat menimbulkan stereotip negatif dan diskriminasi, dan menjadi sangat merugikan ketika diagnosa tersebut ternyata tidak akurat.
  • Diskriminasi: Misuse dan abuse dalam tes psikologi dapat menyebabkan diskriminasi terhadap kelompok orang tertentu, seperti mereka yang memiliki skor lebih rendah pada tes kecerdasan atau mereka yang memiliki diagnosis kesehatan mental tertentu. Hal ini dapat menyebabkan perlakuan tidak adil dalam pendidikan, pekerjaan, dan bidang kehidupan lainnya. Tes psikologi secara eksplisit memang digunakan untuk mengategorikan individu, namun tidak untuk menganggap yang satu lebih baik dari yang lain.
  • Berkurangnya kredibilitas tes psikologi secara umum: Misuse dan abuse dalam tes psikologi dapat menyebabkan kurangnya kepercayaan dalam proses tes secara keseluruhan, yang dapat mempersulit diagnosis dan penanganan gangguan kesehatan mental. Jika individu merasa bahwa mereka tidak dapat mempercayai proses tes, mereka cenderung meremehkan hasilnya. Hal ini dapat mmenjadi berbahaya ketika mereka sampai tidak mau mencari bantuan saat mereka membutuhkannya.
  • Pelanggaran etika: Misuse dan abuse dalam tes psikologi melanggar pedoman etika dan standar profesional, yang dapat merusak reputasi lapangan dan mengarah pada tindakan disipliner terhadap praktisi.

Secara keseluruhan, misuse dan abuse dalam  tes psikologi dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi individu, serta bidang psikologi secara keseluruhan. Penting bagi praktisi untuk menggunakan tes secara tepat dan etis untuk menghindari konsekuensi negatif ini.

Berikut adalah panduan untuk masyarakat umum dan catatan untuk praktisi dalam menyikapi penyalahgunaan dalam tes psikologi.

Panduan untuk Masyarakat Umum

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun