Mohon tunggu...
Qanita Zulkarnain
Qanita Zulkarnain Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Psikologi

Psychology Undergraduate and Psychometrics Graduate.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Kriteria Tes Psikologi yang Baik: Sebuah Panduan Singkat

17 April 2023   15:41 Diperbarui: 21 April 2023   09:53 1382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Nguyen Dang Hoang Nhu on Unsplash

Validitas dan reliabilitas berhubungan. Reliabilitas penting, namun validitas lebih penting. Suatu tes dapat tidak berfungsi dengan baik karena validitas itemnya rendah. Validitas yang tinggi membutuhkan reliabilitas yang juga tinggi. 

Validitas dan reliabilitas merupakan dua kriteria utama dalam menilai alat ukur (Mohajan, 2017). Reliabilitas penting, namun tidak cukup untuk membuat suatu alat ukur dapat dikatakan valid (Miller et al., 2009). Suatu alat ukur tidak dapat berfungsi dengan baik ketika tidak lulus uji validitas (Anastasi, 1976). Untuk menjadi valid, alat ukur harus reliabel, namun alat ukur yang reliabel belum tentu valid (Kimberlin & Winterstein, 2008).

Istilah validitas pada alat ukur psikologi merujuk pada sejauh mana bukti dan teori dapat mendukung interpretasi skor yang dihasilkan untuk tujuan tertentu yang diniatkan pada alat ukur tertentu (American Educational Research Association et al., 2014). Pada proses validasi, pengembang tes atau pengguna tes mengumpulkan bukti untuk mendukung jenis kesimpulan yang akan diambil dari skor tes (Cronbach dalam Crocker & Algina, 2008). Untuk merencanakan uji validitas, inferensi yang diinginkan harus diidentifikasi dengan jelas, kemudian sebuah studi empiris dirancang untuk mendapatkan bukti tentang kegunaan skor berdasarkan relevansinya dengan tujuan pengukuran yang sudah ditetapkan di awal.

RELIABEL

Reliabel artinya handal. Misalnya, pada pengukuran fisik, kita mau mengukur berat badan, maka kita akan memilih timbangan yang bisa diandalkan. Kita tidak mau memilih timbangan yang ketika kita mengukur badan kita 5 kali sehari hasilnya 50, 80, 20, 15, 115. Setidak-tidaknya, dalam 5 kali menimbang hasilnya tidak berbeda jauh, misalnya 50, 51, 49, 50, 52. Artinya, kita mau timbangan tidak jauh menyimpang dari berat badan kita yang sebenar-benarnya. Sama halnya dengan pengukuran psikologi. Kita tidak mau menggunakan tes yang tidak handal. Misalnya, kita tidak mau menggunakan tes IQ yang hari ini mengkategorikan kita sebagai orang yang memiliki kecerdasan rata-rata lalu besok jenius lalu besoknya lagi retardasi.

Bagaimana cara menentukan bahwa suatu tes reliabel?


Validitas dan reliabilitas biasanya berkaitan. Ada banyak metode untuk melihat apakah suatu tes reliabel, bisa dengan menghitung koefisien Alpha, koefisien Omega, atau dengan menggunakan CFA dan IRT. Intinya, secara statistik, tes yang handal adalah tes dengan eror pengukuran yang kecil.

TERKINI

Tes yang baik adalah tes yang up to date. Hal ini tidak berarti kita hanya menggunakan tes yang baru diciptakan. Tes yang terlalu muda biasanya juga punya kelemahan; karena belum terlalu banyak diuji ulang. Tes yang terlalu tua biasanya punya lebih banyak kelemahan ketika tidak diperbaharui secara berkala. Semakin sering suatu tes diuji ulang dan hasilnya valid dan reliabel maka semakin baik tes tersebut.

Selain "baru", tes yang baik juga sebaiknya diuji pada sampel yang karakteristiknya mirip dengan peserta tes yang mau kita uji. Suatu tes yang valid di budaya A belum tentu valid di budaya B, jadi perlu diuji ulang.

Bagaimana cara menentukan bahwa suatu tes up to date?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun