Dewasa ini, kita berdaya karena memiliki pengetahuan. Kita hidup dalam masyarakat yang menghargai orang yang dianggap ahli sehingga secara tidak langsung kita menginginkan adanya solusi untuk semua hal dengan bertanya pada orang-orang yang dianggap menguasai hal-hal tertentu. Akibatnya, ketika ditanya atau dimintai tolong, banyak dari kita merasa tertekan untuk mengetahui segalanya, bahkan ketika kita tidak mengetahuinya.Â
Namun, sebenarnya tidak ada dari kita yang bisa menjadi ahli dalam segala hal, dan tidak apa-apa untuk mengakui ketika kita tidak mengetahui sesuatu.Â
Faktanya, kemampuan untuk mengatakan "saya tidak tahu" adalah keterampilan berharga yang dapat bermanfaat bagi kita dalam lingkungan pribadi, sosial, dan profesional.
Mengapa sulit untuk mengakui "Saya tidak tahu"?
Mari kita pahami mengapa begitu sulit untuk mengakui bahwa kita tidak mengetahui sesuatu. Salah satu alasannya adalah kita mungkin takut terlihat tidak kompeten atau tidak peduli di depan orang lain.Â
Kita mungkin khawatir bahwa mengakui bahwa kita tidak mengetahui sesuatu akan membuat kita tampak kurang cerdas atau kurang mampu dibandingkan rekan-rekan kita.Â
Selain itu, kita mungkin memiliki keinginan untuk dilihat sebagai seorang yang bisa sehingga takut jika mengatakan "tidak tahu" akan merusak reputasi kita.
Alasan lain mengapa kita kesulitan mengatakan "saya tidak tahu" adalah karena kita mungkin memiliki bias kognitif yang disebut ilusi pengetahuan (illusion of knowledge). Bias ini terjadi ketika kita melebih-lebihkan pengetahuan dan kemampuan kita sendiri.Â
Kita mungkin berpikir bahwa kita tahu lebih banyak daripada yang sebenarnya kita lakukan dan merasa percaya diri dengan kemampuan kita untuk memberikan jawaban, meskipun kita tidak mengetahui semua faktanya. Bias ini dapat membuat kita tidak sadar bahwa kita tidak dapat mengetahui semua hal. Hal ini juga dapat menyebabkan seseorang menjadi terlalu percaya diri dan berujung pada melakukan kesalahan.
Secara khusus, berikut adalah beberapa dari banyak penyebab seseorang sulit mengatakan "saya tidak tahu":
Tekanan sosial: Dalam banyak budaya, ada banyak tekanan untuk terlihat pintar dan kompeten, terutama dalam lingkungan profesional atau akademik.Â
Mengatakan "saya tidak tahu" dapat dilihat sebagai tanda kelemahan atau ketidakmampuan, yang dapat menimbulkan perasaan malu atau rendah diri.
Takut dihakimi (fear of judgment): Saat kita mengatakan "saya tidak tahu", kita mungkin khawatir orang lain akan menilai kita lebih rendah, apalagi di situasi di mana kita merasa harus mengetahui jawabannya, seperti dalam wawancara kerja atau ketika berbicara dengan figur otoritas.
Imposter syndrome: Imposter syndrome adalah fenomena psikologis di mana orang merasa seperti imposter, bahkan ketika mereka sukses dan berprestasi. Orang dengan imposter syndrome mungkin merasa mereka tidak cukup atau tidak pantas atas kesuksesan mereka, yang dapat membuat mereka sulit untuk mengakui ketika mereka tidak mengetahui sesuatu.
Kurangnya kesadaran diri: Terkadang, orang mungkin tidak menyadari ketika mereka tidak mengetahui sesuatu. Mereka mungkin melebih-lebihkan kemampuan atau pengetahuan mereka sendiri, yang dapat mempersulit untuk mengenali kesenjangan dalam pemahaman mereka.
Kenapa harus belajar mengakui "saya tidak tahu"?
Mengatakan "saya tidak tahu" menjadi tantangan untuk banyak orang. Meskipun demikian, ada banyak manfaat untuk mengatakan "saya tidak tahu". Di antaranya adalah:
- Menunjukkan sikap jujur dan tidak dibuat-buat: Mengakui bahwa kita tidak mengetahui sesuatu menunjukkan bahwa kita jujur dan otentik. Itu menunjukkan bahwa kita bersedia menjadi terbuka dan mengakui keterbatasan kita. Ini dapat membantu membangun kepercayaan dengan orang lain dan meningkatkan hubungan kita.
- Sarana belajar: Ketika kita mengakui bahwa kita tidak mengetahui sesuatu, kita membuka diri untuk belajar. Kita dapat mengajukan pertanyaan dan mencari informasi untuk meningkatkan pemahaman kita tentang suatu topik. Ini dapat membantu kita tumbuh baik secara pribadi maupun profesional.
- Mencegah kesalahan atau kesesatan: Saat kita berpura-pura mengetahui sesuatu yang tidak kita ketahui, kita berisiko melakukan kesalahan. Mengakui bahwa kita tidak mengetahui sesuatu dapat mencegah kita membuat asumsi yang salah atau memberikan informasi yang salah.
- Solusi yang dihasilkan lebih baik: Saat kita tidak mengetahui jawaban atas suatu masalah, kita mungkin perlu berkolaborasi dengan orang lain untuk menemukan solusi. Ini dapat mengarah pada solusi yang lebih kreatif dan efektif daripada jika kita mencoba memecahkan masalah sendirian.
Bagaimana cara belajar mengakui "saya tidak tahu"?Â
Setelah memahami konsep dasar bahwa "tidak tahu bukan berarti tidak mau membantu", kita dapat melatih diri kita untuk memiliki kerendahan hati untuk belajar mengakui bahwa kita tidak tahu. Berikut adalah beberapa tips:
- Latih kesadaran diri: Kenali saat Anda tidak mengetahui sesuatu dan jujurlah pada diri sendiri tentang keterbatasan Anda.
- Nyaman dengan ketidakpastian: Ketahuilah bahwa tidak mengetahui sesuatu tidak apa-apa dan tidak mungkin mengetahui segalanya.
- Fokus pada manfaat mengatakan "saya tidak tahu", Ingatkan diri Anda tentang manfaat mengatakan "saya tidak tahu", seperti membangun kepercayaan, belajar, dan mencegah kesalahan.
- Tawarkan untuk mencari tahu: Jika seseorang mengajukan pertanyaan yang Anda tidak tahu jawabannya, tawarkan untuk mencari tahu dan menindaklanjutinya nanti.
Lalu, bagaimana jika kita yang justru kesulitan untuk merespons orang yang mengatakan "saya tidak tahu"?
Ketika seseorang mengatakan "saya tidak tahu" kepada kita, itu bisa membuat kita frustasi atau kecewa, terutama jika kita mengharapkan jawaban atau solusi.Â
Namun, penting untuk diingat bahwa mengatakan "saya tidak tahu" adalah jawaban yang valid dan sebenarnya bisa menjadi tanda kejujuran dan kesadaran diri orang tersebut.Â
Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan ketika seseorang berkata "saya tidak tahu" kepada Anda:
- Respons "saya tidak tahu" adalah respons yang valid: Ucapkan terima kasih kepada orang tersebut karena telah jujur kepada Anda dan mengakui bahwa mereka tidak memiliki semua jawaban. Ini dapat membantu membangun kepercayaan dan rasa hormat dalam hubungan Anda.
- Perjelas pertanyaan: Pastikan orang tersebut memahami pertanyaan atau masalah yang Anda tanyakan. Terkadang, orang mungkin berkata "saya tidak tahu" karena mereka tidak yakin dengan apa yang ditanyakan.
- Tawarkan bantuan: Jika orang tersebut terbuka untuk mempelajari atau menemukan jawaban, tawarkan bantuan dan berikan sumber atau referensi di mana mereka dapat mencari informasi. Ini bisa menjadi cara yang bermanfaat untuk mendukung mereka dan mendorong pertumbuhan.
- Cari sumber lain: Jika orang tersebut tidak dapat memberikan jawaban, pertimbangkan untuk mencari sumber informasi atau keahlian lain. Ini mungkin melibatkan melakukan penelitian, berkonsultasi dengan profesional lain, atau mencari saran dari sumber tepercaya.
Ingat bahwa tidak apa-apa bagi orang lain untuk mengatakan "saya tidak tahu" dan itu tidak berarti mereka tidak dapat atau tidak mau membantu. Dengan mendekati situasi dengan empati dan kemauan untuk memecahkan masalah, Anda dapat bekerja sama untuk menemukan solusi atau pendekatan alternatif.
Penutup
Di dunia di mana kita terus-menerus dibombardir dengan informasi dan diharapkan memiliki jawaban atas segalanya, mengakui bahwa kita tidak tahu dan mendapat jawaban "saya tidak tahu" bisa menjadi hal yang sulit. Namun, mengakui keterbatasan kita dan orang lain sebenarnya dapat membuat diri kita lebih berkembang, di level personal sampai profesional.Â
Dengan mengakui apa yang tidak kita ketahui, kita membuka diri terhadap peluang baru untuk belajar dan memperluas pengetahuan kita.Â
Selain itu, bersikap jujur tentang apa yang tidak kita ketahui dapat membantu membangun kepercayaan dengan orang lain dan menciptakan lingkungan yang lebih kolaboratif.Â
Jadi, mari akui "saya tidak tahu" ketika tidak tahu dan jadikan ketidaktahuan tersebut sebagai sarana untuk belajar lebih banyak sehingga diri kita semakin berkembang ke arah yang lebih baik. (oni)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H