Adamas Belva Syah Devara adalah kisah inspiratif tentang seorang anak muda Indonesia yang memanfaatkan pendidikan terbaik dunia untuk menciptakan dampak besar bagi negaranya. Belva lahir pada 30 Mei 1990 dan tumbuh dengan ketertarikan besar pada dunia pendidikan dan teknologi. Tekadnya untuk memberikan kontribusi pada pengembangan sumber daya manusia Indonesia terlihat sejak masa kuliah, yang mengantarkannya pada pencapaian luar biasa. Belva memulai pendidikan sarjananya di Nanyang Technological University (NTU), Singapura, dengan jurusan Business Management. Di universitas ini, Belva menunjukkan bakat luar biasa dalam bidang kepemimpinan dan kewirausahaan. Setelah lulus, ia sempat bekerja di McKinsey & Company, sebuah firma konsultan manajemen global, di mana ia belajar langsung tentang bisnis, strategi, dan solusi praktis untuk masalah-masalah ekonomi.
Belva kemudian melanjutkan pendidikannya di dua universitas terkemuka dunia: Harvard University dan Stanford University. Di Harvard, ia meraih gelar Master of Public Administration (MPA), dan di Stanford ia memperoleh gelar Master of Business Administration (MBA). Kedua institusi ini bukan hanya memberikan Belva pengetahuan akademis yang mendalam, tetapi juga memperluas jaringan profesionalnya dengan orang-orang dari seluruh dunia. Di Harvard, ia mempelajari kebijakan publik, sementara di Stanford, ia mendalami ilmu bisnis dengan fokus pada inovasi dan teknologi. Setelah menyelesaikan studinya, Belva kembali ke Indonesia dengan misi besar: menciptakan solusi teknologi untuk mengatasi tantangan pendidikan di Indonesia. Pada tahun 2014, bersama sahabatnya, Iman Usman, ia mendirikan Ruangguru, sebuah platform pendidikan berbasis teknologi yang kini telah berkembang menjadi salah satu perusahaan EdTech terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.
Selain prestasinya dalam dunia pendidikan dan teknologi, Belva Devara juga merupakan contoh nyata dari anak muda yang mampu memanfaatkan peluang global untuk memberi dampak lokal. Sebagai seorang inovator, ia tidak hanya fokus pada aspek bisnis, tetapi juga pada bagaimana teknologi bisa diintegrasikan dengan kebijakan publik untuk menciptakan perubahan yang lebih luas. Ruangguru di bawah kepemimpinannya terus memperluas cakupan layanan dengan berbagai inisiatif, seperti menyediakan akses pembelajaran gratis selama pandemi COVID-19 untuk membantu siswa yang terdampak. Selain itu, Belva juga aktif memberikan kontribusi di berbagai forum nasional dan internasional, berbicara tentang pentingnya kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan integritas dan visi yang kuat, Belva Devara tak hanya menjadikan Ruangguru sebagai platform teknologi, tetapi sebagai alat untuk transformasi sosial yang berdampak jangka panjang. Keberhasilannya membuktikan bahwa anak muda Indonesia dapat bersaing di panggung global, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa.
Ruangguru lahir dari keinginan Belva untuk mengatasi kesenjangan akses pendidikan di Indonesia, terutama bagi siswa yang tinggal di daerah terpencil. Platform ini menawarkan berbagai layanan, mulai dari bimbingan belajar online, pelatihan keterampilan guru, hingga sistem manajemen sekolah. Inovasi yang dihadirkan Ruangguru diterima dengan baik oleh masyarakat, terutama karena memudahkan akses ke materi-materi pelajaran berkualitas yang sebelumnya sulit didapatkan oleh banyak siswa. Pada 2019, Belva ditunjuk sebagai salah satu Staf Khusus Presiden Joko Widodo. Penunjukan ini menunjukkan pengakuan atas kontribusinya di sektor pendidikan dan inovasi teknologi. Namun, untuk menghindari potensi konflik kepentingan dan demi fokus pada pengembangan Ruangguru, Belva memilih mengundurkan diri dari posisi tersebut pada tahun 2020.
Di bawah kepemimpinannya, Ruangguru terus berinovasi. Dengan jutaan pengguna di seluruh Indonesia, Belva berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional melalui teknologi yang inklusif dan mudah diakses. Ruangguru tidak hanya membantu siswa berprestasi lebih baik, tetapi juga memberdayakan guru-guru di seluruh Indonesia untuk berkembang dan menghadapi tantangan pendidikan modern. Perjalanan Belva dari seorang mahasiswa Harvard hingga menjadi CEO salah satu startup pendidikan terbesar di Indonesia adalah bukti nyata bahwa pendidikan yang berkualitas dan kepemimpinan yang visioner dapat membawa dampak signifikan pada masyarakat.
Qanita Raisa Adli
22018226
24 JD EPR K1/22 KM9-11 LM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H