Dikutip dari salah satu artikel oleh Cheryl Strauss Einhorn yang di publish di situs Harvard Business Review yang mengidentifikasi 5 jenis tipe pengambilan keputusan atau yang disebut juga dengan Problem Solver Profiles (PSP). PSP adalah pendekatan pribadi dalam pengambilan keputusan yang dibangun dari kelebihan dan kekurangan sang individu.
Yang pertama ialah Adventurer, dimana sang individu membuat keputusan cepat dan mempercayai intuisinya. Ketika mengambil keputusan yang besar maupun kecil, seorang Adventurer cenderung melakukan hal yang mereka rasa benar daripada menghabiskan waktu untuk memikirkan semua. Salah satu kelemahan dari seorang Adventurer ialah rasa optimis yang membuat mereka merasa berdaya dan tidak terkalahkan. Walaupun bisa bergerak dengan cepat dan optimis tentang hampir semua hal, mereka memiliki kecenderungan untuk tidak akurat dalam menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sesuatu. Untuk menghindari kelemahan tersebut hal yang harus dilakukan oleh para Adventurer adalah mulai dengan memperhatikan kecenderungan pertama, yaitu intuisi. Lalu, mulailah pertimbangkan bagaimana hal tersebut berhasil di masa lalu untuk jenis keputusan yang sekarang.
Selanjutnya yang kedua ialah Detective, dimana mereka selalu menghargai informasi dan selalu mencari fakta dan data. Mengambil keputusan berdasarkan perasaan bukanlah sebuah pilihan. Mereka cenderung memiliki rasa ingin tahu dengan apa yang terjadi dan mencari tahu bukti dan percaya bahwa semakin diteliti semakin baik keputusan yang diambil. Kelebihan sang Detective adalah mereka berorientasi tentang hal detail, namun mereka dapat kehilangan gambaran besar, di mana hal tersebut dapat menjadi hambatan karena banyaknya informasi yang didapat belum tentu membuat keputusan yang dihasilkan sudah pasti lebih tepat. Para Detective juga harus mengenali bahwa pendapat orang lain jga tidak kalah berharganya.
Yang ketiga ialah Listener, dimana mereka memiliki banyak orang dalam hidup mereka yang percaya dan mendukung mereka sepenuhnya. Menjadi Listener artinya bergantung kepada orang lain dalam mengambil keputusan. Misalnya dari pasangan, keluarga, teman, hingga rekan kerja. Namun hal tersebut bisa membuat sang Listener terombang-ambing oleh pendapat banyak orang. Untuk menghindari hal tersebut cobalah untuk memberi waktu dan ruang bagi diri sendiri untuk berfikir jernih sebelum menanyakan pendapat orang lain.
Selanjutnya ada Thinker, dimana mereka adalah orang yang bijaksana dan bisa menolak tekanan untuk membuat keputusan dengan tepat. Mereka cenderung berhati-hati dan mempertimbangkan pilihan. Namun, kehati-hatian tersebut bisa menjadi bumerang karena lebih enggan untuk merugi, sehingga ada menentukan pilihan yang aman, dibandingan pilihan yang terbaik. Untuk menghindarinya cobalah untuk tidak terjebak di pikiran dan pertimbangan sendiri.
Yang terakhir ialah Visioner, dimana mereka tidak akan puas dengan tipe yang biasa dan suka mengambil caranya sendiri. Saat dihadapkan dengan pilihan yang jelas, mereka cenderung untuk memilih pilihan yang berbeda yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain. Kecenderungan untuk tertarik dengan ide-ide yang menarik dan terikat dengan solusi yang paling menonjol jadinya cenderung berinvestasi untuk menjadi berbeda daripada membuat pilihan yang cerdas. Untuk menghindarinya, para Visioner perlu mendengar, mengamati, dan mengenali nilai dan poin yang dianggap "biasa".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H