Mohon tunggu...
Zahra Qanita
Zahra Qanita Mohon Tunggu... -

Mencari Kebenaran

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Kotor vs Politik Taqwa

2 Maret 2014   18:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:19 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

A : Heran, orang islam kok banyak yang ikut-ikut politik?

B : Iya tuh, malah banyak dosanya. Lebih baik seperti kita jadi orang biasa, gak ikut buat dosa politik.

Sepakat atau tidak ya dengan argument mereka?? Memang secara realitas politik Indonesia saat ini dapat dikatakan sangat buruk. Melihat para elitnya melakukan korupsi dan suap di mana-mana semata-mata hanya demi kepentingan pribadi atau partainya sendiri. Mulai dari elit bawahan sampai pimpinannya, dari legislative, eksekutif, sampai legislatifnya. Sungguh tidak bisa dimaafkan. Mereka kita beri kepercayaan tetapi disalah gunakan. Ini yang namanya penjajahan di Negara sendiri.

Mereka sebagian besar adalah orang-orang yang berstatus agama islam. Tidak tahu apa yang mereka pikirkan ketika melakukan perbuatan dosa. Apakah mereka tidak ingat bahwa Allah Maha Melihatdan akan membalas segala perilaku mereka di akhirat kelak. Mungkinkah mereka sudah tidak percaya lagi dengan wahyu Allah atau sudah tidak takut dengan ancaman dari Tuhan.

Contoh kasus , ketua MK Akil Mochtar yang diberi kepercayaan untuk memimpin penegakkan keadilan hukum disalahgunakan untuk kepentingan kekayaan pribadi dengan menerima suap. Ada lagi, kasus Lutfi Hasan Ishaq (LHI) sebagai presiden atua pemimpin partai yang berplatform islam yang diberi kepercayaan memberi tauladan bagi kader partainya dibawah disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau golongannya dengan korupsi dana impor daging sapi. Dan banyak lagi yang selainnya.

Lantas apakah dengan realitas itu mengharamkan umat islam untuk masuk dalam dunia politik? Apakah umat islam tidak boleh memimpin negeri ini? Lalu kalau yang memimpin bukan dari umat islam, apakah bisa menjamin lebih baik? Atau kita tidak perlu mengakui keberadaan pemimpin Negara dengan mengacuhkan segala aturan-aturan yang dibuatnya? Mari kita cermati lebih dalam lagi !!!

Apa sih politik itu? Kalau menurut ahlinya pak Aristoteles, politik itu usaha untuk mencapai kebaikan bersama. Sehingga tujuan politik itu sebenarnya baik, tinggal apakah cara-cara yang digunakan itu baik ataukah buruk. Dari sini bisa diketahui bahwa politik sendiri pada dasarnya baik, dalam islam pun tidak ada fatwa atau dalil yang mengharamkan politik. Justru yang diharamkan adalah cara-cara berpolitik yang kotor, sedangkan yang baik justru malah diwajibkan sebagaimana islam itu agama yang rahmatan lil alamin, dengan tujuan menciptakan masyarakat yang baik.

Lalu, bagaimana dengan cara berpolitik yang baik? Ide saya pribadi, sebagai umat islam agar melandaskan segala perbuatan dengan taqwa, termasuk dalam berpolitik. Menurut ahlinya, taqwa itu menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. Menjadikan prinsip ini dalam berpolitik akan tampak kebaikan dari tujuan politik yaitu membawa kebaikan bersama. Sebagaimana standart manusia dikatakan oleh Allah, bernilai lebih baik daripada manusia yang lainnya adalah perbedaan kadar ketaqwaannya. Prinsip ini akan melahirkan suatu kompetisi yang membangkitkan spirit secara pribadi, bukan kompetisi untuk mendapatkan kekuasaan melainkan malainkan kompetisi untuk perilaku politiknya. Tidak peduli tujuan mendapatkan kekuasaan itu tercapai atau tidak, yang terpenting ketaqwaan kita telah dinilai Allah. Sehingga, meskipun tidak tercapai duniawi, akhirat menunggu kita untuk mendapat balasan amal ketaqwaan kita (kita menang di akhirat). Sebaliknya, di duniawi apabila cara politik yang digunakan lawan adalah buruk dan ada delik hukumnya, insyallah sewaktu-waktu delik tersebut akan terbongkar dan masyarakat bisa menilai manakah pemimpin yang benar-benar baik.

Kesimpulannya, politik itu bukanlah suatu tujuan yang buruk bagi umat islam yang ingin terlibat di dalamnya. Buruk adalah dari pemilihan cara berpolitik. Politik taqwa sebagai salah satu solusi untuk dijadikan prinsip mencapai tujuan kebaikan bersama. Insyallahsikap ini akan bermanfaat baik di dunia maupun diakhirat kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun