Mohon tunggu...
qamariah agani
qamariah agani Mohon Tunggu... -

olahraga dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Komunitas di Kota Sorong

2 Juli 2013   09:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:08 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak.

Papua Barat adalah salah satu provinsi yang ada di Papua yang beribukota Manokwari, Papua Barat memiliki kurang lebih 7 kabupaten dan 1 kota madya dan kota sorong adalah salah satu kota madya yang ada di provinsi Papua Barat.

Kota Sorong adalah sebuah kota di ProvinsiPapua Barat, Indonesia. Kota ini dikenal dengan sebutan Kota Minyak, di mana Nederlands Nieuw-Guinea Petroleum Maatschappij (NNGPM) mulai melakukan aktivitas pengeboran minyak bumi di Sorong sejak tahun 1935.

Kota Sorong adalah salah satu kota di Provinsi Papua Barat yang letaknya sangatlah strategis karena merupakan pintu keluar masuk Provinsi Papua dan Kota Persinggahan. Kota Sorong juga merupakan Kota industrii. Perdagangan dan jasa, karena Kota Sorong dikelilingi oleh Kabupaten - Kabupaten yang mempunyai Sumber Daya Alam yang sangat potensial sehingga membuka peluang bagi invenstor dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya.

Di Kota Sorong terdapat banyak komunitas contohnya KKSS (Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan), KKST (Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara), KKMU (Kerukunan Keluarga Maluku Utara), Kerukunan Keluarga Batak, Ikatan Keluarga Indonesia Maluku, Ikatan Keluarga Sangihe, Ikatan Keluarga Biak, Ikatan Keluarga Manokwari, Ikatan Keluarga Jayapura dan masih banyak lagi. Setiap komunitas tersebut memikili pemimpin yang disebut dengan Kepala Suku. Kepala Suku memiliki kekuasaan tertinggi dalam suatu komunitas. Kota Sorong sering disebut sebagai kota bersama karena semua komunitas yang ada di kota sorong merasa mmepunyai kewajiban yang sama untuk menjaga keamanan dan ketentraman di kota ini karena hampir 60% penduduk kota sorong adalah perantau atau pendatang.

Kota Sorong bisa dikatakan sebagai Nusantara karena hampir semua etnis dan budaya di seluruh Indonesia bisa kita temukan di Kota Sorong yaitu ketika pada saat acara-acara yang diselenggarakan oleh komunitas-komunitas tersebut di atas. Contohnya seperti acara pernikahan dan upacara adat lainnya. Di pagi hari kita bisa ikuti acara di komunitas KKSS dan di siang hari bisa ikut acara di KKST dan lain sebagainya.

Semua komunitas di Kota Sorong menjalin hubungan baik satu sama lain dapat dilihat dengan dibentuknya Forum Komunikasi Antar Suku atau yang disebut dengan (FORKAS) yang diketuai oleh orang asli Moi yaitu Bapak Johanis Gefilem, SH. MM. beliau adalah salah satu tokoh adat suku Moi. Di dalam organisasi tersebut menghimpun semua komunitas yang ada di Kota Sorong. Dengan terbentuknya Komunitas FORKAS dapat dilihat bahwa semua komunitas yang ada di kota sorong mempunyai hubungan kekeluargaan dan kekerabatan yang baik.

Dari sekian banyak komunitas yang mendiami kota sorong tersebut mereka menjalin hubungan baik dengan penduduk asli kota sorong. Penduduk asli kota sorong yaitu Suku Moi. Suku Moi terdiri dari dua bagian yaitu Moi Pantai dan Moi Pegunungan. Masyarakat Suku Moi selalu menjalin hubungan baik dengan suku-suku lain yang ada di Kota Sorong. Hubungan baik dilihat seperti orang Suku Moi memperbolehkan suku lain melakukan atraksi budaya mereka di Kota Sorong contohnya orang Maluku melakukan atraksi Pukul Sapu di Lapangan Hokky Kota Sorong pada beberapa tahun lalu dan lain sebagainya.

Di dalam Suku Moi terdiri dari beberapa Marga dan setiap marga tersebut memiliki komunitas tersendiri contohnya seperti marga Gifelem, Kwaktolo, Malak dan lain sebagainya. Dan walaupun berbeda marga tetapi hubungan kekeluargaan mereka terjalin erat karena mereka menganggap bahwa mereka semua adalah satu suku yaitu Suku Moi.

Suku Moi terdiri dari dua bagian yaitu Moi Pegunungan dan Moi Pantai. Kita dapat membedakan yang mana orang moi pantai dan moi pegunungan yaitu dilihat dari marga dan dialek. Di Suku Moi terdapat dua agama yaitu Islam dan Kristen. Moi pegunungan banyak menganut agama Kristen protestan yang dibawaoleh misionaris pada zaman belanda dan Moi Pantai ada yang menganut agama islam yang dibawa oleh kesultanan Tidore.

Seperti yang kita ketahui bahwa Papua adalah salah satu daerah yang mengedepankan hukum adat di atas hukum Negara dan di dalam suku Moi pun terjadi demikian mereka tetap mengedepankan hukum adat mereka kemudian hukum Negara. Contohnya seperti ketika terjadi kecelakaan lalu lintas walaupun sudah ditangani oleh Pihak Kepolisian tetapi hukum adatnya tetap jalan yaitu bayar denda sesuai dengan berat ringannya kecelakaan yang terjadi. Dan apabila pelaku dan korban adalah masih satu suku masa mereka menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan di Kantor Polisi tetapi masalah denda tetap dibayar sesuai dengan kesepakatan dari keluarga korban dan keluarga pelaku walaupun kecelakaan tersebut terjadi secara tidak sengaja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun