Mohon tunggu...
Qalis Talia
Qalis Talia Mohon Tunggu... -

Cantik & imoet

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

SBY, Jenderal Pengawal Demokrasi

21 Februari 2014   22:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:35 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden SBY sebentar lagi akan mengakhiri masa tugasnya sebagai presiden republik Indonesia. Dua periode yang diamanahkan kepundaknya adalah prestasi luar biasa jika dibandingkan dengan presiden presiden sebelumnya. Jika ditarik kebelakang secara historis, maka Presiden SBY merupakan satu satunya presiden yang berhasil menjalankan masa tugasnya tanpa diturunkan ditengah tengah masa kepemimpinannya.

Soekarno, seperti kita ketahui harus diturunkan akibat skandal G 30 S PKI tahun 1965, Soeharto naik menjadi Presiden tahun 1966 sampai era tahun 1998 yang dikenal dengan masa orde baru. Situasi orde baru yang anti kritik dan kebebasan berdemokrasi yang dikungkung, melahirkan gerakan reformasi dengan agenda utama TURUNKAN SOEHARTO, dan akhirnya berhasil. Habibie yang naik menggantikan Soeharto justru tak lebih baik, opsi referendumnya ke provinsi ke 27, Timor Timur justru menjadi bom waktu bagi MPR untuk melengserkan dirinya dan laporan pertanggung jawabannya di tolak di parleme. Abdurrahman wahid yang naik tahta menggantikan habibie, justru membuat banyak blunder yang mengakibatkan beberapa menterinya saat itu termausk Yusril dan SBY dipecat karena tidak sepaham dengan presiden, Gus dur juga mengeluarkan dekrit yang membubarkan MPR, aksi konyol ini tidak mendapat dukungan dari MPR dan rakyat yang akhirnya Gusdur harus mengucapkan 'sayonara'. Begitupun juga dengan Megawati yang harus terhenti dimasa periode. Dan SBY naik menggantikan megawati lewat pemilihan umum langsung untuk pertama kalinya pada tahun 2004, dan SBY mengulang kemenangannya pada pemilu 2009.

Karir militer SBY boleh dibilang kinclong, pangkat terakhirnya sebelum pensiun adalah 4 bintang dipundaknya, sudah tak terhitung jabatan jabatan dlingkungan militer yang dijabatnya, jabatan terakhir di kemiliteran adalah Kepala Staf Teritorial (Kaster) TNI dan diangkat menjadi menkopolhukam dizaman megawati. Di era kepemimpinan SBY, kran demokrasi bergulir dengan cepatnya, akulturasi politik di tanah air belum stabil, lawan lawa politik SBY terus saja menjegal kebijakannya. Tetapi Pemerintahan SBY bisa menetralkan semua itu dengan aksi santun yakni kerja, kerja dan kerja. Pertumbuhan ekonomi yang mendekati 6 % menjadi bukti bahwa pemerintahan SBY bekerja. Diera SBY lah media dengan leluasa mengumbar 'syahwatnya', maka sangat tepatlah apa yang dikatakan SBY di Hari Pers Nasional bahwa pers sudha menjadi musuh SBY. Catatan manis berhasil diraih SBY dengan meraih penghargaan 'Sahabat Pers" dari dewan pers. Mengagumkan untuk seorang Jenderal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun