Dalam 10 tahun terakhir, sejumlah perusahaan bidang pertanian di tanah air naik signifikan hingga mecapai 1.475 perusahaan atau tumbuh 36,77 persen. Pada tahun 2003  jumlah perusahaan berbadan hukum dibidang pertanian 4.011 perusahaan dan menjadi 5.486 perusahaan pada tahun 2013 dibawah kepemimpinan SBY.  Badan Pusat statistik atau BPS mencatat, bahwa sejumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak di provinsi Jawa Barat mencapai 695 perusahaan dan paling sedikit di Provinsi Sulawesi Barat yang mencapai 23 perusahaan. Seperti kita ketahui pada 10 tahun lalu,  konsentrasi perusahaan berbasis pertanian lebih besar di luar Pulau Jawa. Namun komposisinya mengalami sedikit pergeseran yaitu dari 61,46% di luar Jawa pada tahun 2003 menjadi 64,45% di luar Jawa pada 2013.  BPS mencatat jumlah tambahan perusahaan pertanian terbesar berada di Jawa Barat, yakni 215 perusahaan. Sedangkan, di Kalimantan Barat terdapat 75 perusahaan yang tutup.
Dan Provinsi yang mengalami kenaikan terbesar jumlah petani adalah Papua sebanyak 158,1 ribu dan yang terkecil di Maluku Utara sebanyak 1.000 rumah tangga. Sementara penurunan terbesar di Jawa Tengah sebanyak 1,47 juta rumah tangga dan di Bengkulu sebanyak 350 ribu rumah tangga. Â pertumbuhan pertanian ini sudah sesuai dengan perkembangan kemajuan ekonomi Indonesia. Menjelang akhir pemerintahannya, SBY akan terus perupaya menjaga produktivitas pertanian lebih tinggi lagi.
Pemerintahan SBY sangat serius memperhatikan sektor pertanian termasuk memperhatiakan kesejahteraan para petani. Bahkan selama priode tahun 2010 sampai 2014, indonesia diprediksikan akan surplus beras sebanyak 10 juta ton beras. Dan pada priode sebelumnya pemerintahan SBY juga berhasil melakukan swasembada beras. Pada tahun 2013 lalu, penduduk indonesia meningkat mencapai 235 juta orang dan membutuhkan beras sebanyak 235 juta x 139 Kg / Orang, sehingga semuanya mencapai 32.665 juta ton beras. Dan produksi padi pada tahun 2013 lalu sebanyak 72 juta ton gabah kering hasil panen, hal ini setara dengan 39.600.000 ton beras sehingga semuanya melebihi kebutuhan dalam negeri.
Dan tahun ini, Pemerintah SBY menargetkan 43.046.000 ton beras yang harus dihasilkan untuk memenuhui kebutuhan dalam negeri sekitar 33.0313.000 ton. Dan jika kebutuhan ini tepat sasaran maka pemerintahan SBY akan surplus sekitar 10 juta ton beras. Dari sini kita bisa melihat bahwa, swasembada beras telah dicapai tahun 2010 - 2014. Hasil surplus ini sebagai antisipasi kenaikan penduduk yang 3 persen dari 235 juta masih sangat mencukupi. Keberhasilan indonesia ini tidak lepas dari keseriusan pemerintahan SBY dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi para petani, karena tanpa tanpa iklim yang kondusif maka para petani tidak bisa melakukan budidaya pertanian secara efektif. dari sinilah pemerintah SBY terus memberikan support kepada para petani untuk menjadi petani yang mandiri dan unggul.
Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H