Mohon tunggu...
Fitria Mustikawati
Fitria Mustikawati Mohon Tunggu... Lainnya - Fitria Mustikawati

Seorang istri dan ibu dari dua putri. Guru Pariwisata.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Istilah Kaum Neurodivergent

16 Oktober 2024   11:52 Diperbarui: 16 Oktober 2024   12:01 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Neurodivergent diawali dari kata neurodiversity. Neurodiversity mengacu pada keragaman semua orang, tetapi sering digunakan dalam konteks gangguan spektrum autisme (ASD), serta kondisi neurologis atau perkembangan lainnya seperti ADHD atau ketidakmampuan belajar. Gerakan keanekaragaman saraf muncul pada tahun 1990-an, yang bertujuan untuk meningkatkan penerimaan dan inklusi semua orang sambil merangkul perbedaan neurologis. Melalui platform online, semakin banyak penyandang autisme yang dapat terhubung dan membentuk gerakan advokasi diri. Dalam Pada saat yang sama, Judy Singer, seorang sosiolog Australia, menciptakan istilah neurodiversity untuk mempromosikan kesetaraan dan inklusi "minoritas neurologis". Meskipun pada dasarnya merupakan gerakan keadilan sosial, penelitian dan pendidikan neurodiversitas semakin penting dalam cara dokter memandang dan menangani kecacatan dan kondisi neurologis tertentu (www.health.harvard.edu).

Kaum neurodivergent merupakan manusia yang memiliki cara pandang berbeda dengan orang-orang pada umumnya atau 'neurotipikal'. Dalam perspektif model medis, istilah neurodivergent dipandang sebagai kumpulan gangguan atau kelainan struktur saraf (neurologis). Dilansir dari Dyslexia Scotland (Citation2022), jenis-jenis kaum neurodivergent adalah:

1. Dyspraxia (gangguan koordinasi perkembangan)

Dispraksia mempengaruhi koordinasi motorik halus dan atau kasar. Hal ini dapat mempengaruhi partisipasi dan fungsi keterampilan hidup sehari-hari. Memiliki tantangan dalam perawatan diri, menulis, mengetik, dan mempelajari keterampilan baru, seperti belajar mengendarai sepeda. Diakui bahwa banyak orang dengan dispraksia juga mengalami tantangan dalam pengorganisasian, perencanaan, daya ingat, dan kecepatan pemrosesan, serta kemampuan berbicara.

2. Dislexia

Disleksia, yang berlangsung seumur hidup, dapat digambarkan sebagai rangkaian kesulitan dalam belajar membaca, menulis, dan mengeja, yang terus berlanjut meskipun telah diberikan kesempatan belajar yang sesuai. Sering kali terdapat kesulitan yang terkait seperti pemrosesan pendengaran dan/atau visual dari informasi berbasis bahasa, kesadaran fonologis, dan keterampilan bahasa serta kefasihan membaca, memori jangka pendek dan memori kerja, pengurutan dan pengarahan, keterampilan angka, dan kemampuan organisasi.

3. Autism spectrum disorder (ASD)

Autisme adalah perbedaan perkembangan saraf seumur hidup yang memengaruhi perkembangan otak. Autisme memengaruhi cara seseorang berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, bagaimana informasi diproses, dan bagaimana orang tersebut memahami dunia.

4. AttentionDeficit (Hyperactivity) Disorder /ADHD

Individu mungkin mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, mempertahankan perhatian, duduk diam, mengikuti arahan, dan mengendalikan perilaku impulsif. Individu mungkin menunjukkan perilaku kurang perhatian dan hiperaktif. Mereka bisa sangat mudah terganggu, sulit mengingat dan memiliki keterampilan organisasi yang buruk. Mereka mungkin tidak sabar, memiliki gerakan yang berlebihan, mungkin menyela ketika orang lain sedang berbicara serta mengalami kesulitan dalam mengambil giliran.

5. Dysgraphia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun