Mohon tunggu...
Fitria Mustikawati
Fitria Mustikawati Mohon Tunggu... Lainnya - Fitria Mustikawati

Seorang istri dan ibu dari dua putri. Guru Pariwisata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pro Kontra Pembelajaran Tatap Muka di Masa Pandemi

5 September 2021   19:05 Diperbarui: 5 September 2021   19:11 1863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menilik keterangan dari Mendikbud Ristek Nadiem Makarim dalam rapat kerja di Komisi X DPR, pada Senin 23 Agustus lalu, beliau menyampaikan bahwa 63% sekolah di Indonesia yang berada di PPKM level 1,2,3 bisa melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Sehingga mulai tanggal 6 September mendatang, di daerah kamipun sudah mulai diadakan sekolah tatap muka. 

Saya lihat dari status WhatsApp dari beberapa teman yang menjadi pendidik di salah satu sekolah dasar negeri Jawa Barat. Mereka menyerukan para orang tua untuk menyiapkan segala kebutuhan sekolah anaknya, seperti seragam sekolah. Hal ini pun menjadi angin segar bagi para produsen baju seragam sekolah. Mereka berharap kehidupan ekonominya bisa membaik saat pandemi ini. 

Banyak pro kontra memang dengan aturan sekolah di masa pandemi ini.  Anak-anak senang bisa belajar kembali di sekolah, bertemu teman-temannya. Dari segi orang tua, mayoritas menyambut baik adanya pembelajaran tatap muka ini. Mereka beranggapan, anak-anak akan lebih semangat belajar di sekolah. 

Para ibupun menjadi lebih lega, tugas mendampingi anaknya untuk belajar seharian bisa dilepas. Setidaknya emosi lebih stabil menurut ibu-ibu yang saya dengar di warung tadi pagi. Anak mereka lebih nurut sama guru di sekolah dibanding kepada ibunya sendiri. 

Pembelajaran di rumah ini sangat bergantung pada sinyal internet. Terkadang jika ada hal yang orang tua tidak mengerti terkait pembahasan materi sekolah atau soal ujian, para orang tua tetap harus bertanya pada guru bahkan antar sesama orang tua. ''Capek dua kali.'' katanya. 

Namun, di sisi lain tidak sedikit juga orang tua yang was-was dengan sekolah tatap muka ini. Terlebih virus corona ini masih ada dan vaksin untuk anak di bawah 12 tahun belum ada hingga sekarang. Mereka khawatir akan kesehatan anaknya, atau dapat menularkan kepada orang serumah. 

Apalagi bagi anak-anak yang belum terbiasa memakai masker dalam waktu lama sehingga menurunkan maskernya, sungguh hal ini momok menakutkan untuk orang tua. Banyak orang tua juga yang mengeluh, nanti kalo masuk sekolah harus beli masker tiap hari, seragam anak merekapun sempit dan harus membeli yang baru jika sekolah tatap muka berlangsung. 

Karena tidak seperti dahulu, kini banyak orang tua tidak sanggup membeli baju seragam untuk anak-anaknya. Bahkan ada juga beberapa orang tua yang kebingungan untuk mencari biaya makan sehari-hari. Sungguh miris memang. 

Hal ini menjadi menjadi peer untuk kita semua, terutama para pemangku kebijakan. Tidak hanya asal masuk sekolah saja. Salah satu antisipasi dalam menjalankan protokol kesehatan di sekolah, selain menyediakan tempat cuci tangan dan sabun, alat pengecek suhu badan, sekolah juga perlu menyediakan masker untuk anak-anak dan guru. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun