Mohon tunggu...
Qadri Rahman
Qadri Rahman Mohon Tunggu... -

PSS Sleman Fans

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Bernostalgia dengan PSIM Jogjakarta, Kenangan Masa Kecil yang Masih Hidup

18 April 2013   23:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:58 1655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1366303485138025789


Selasa siang, 26 Maret 2013 diantara rutinitas keseharian yang membosankan, diantara ketidakjelasan kapan dimulainya kompetisi DU LPIS yang diikuti klub kesayangan saya PSS Sleman. Sekitar pukul 2 siang jalan Wates mulai dipadati rombongan pengendara motor beratribut biru yang mana merupakan pendukung PSIM Jogja bernama Brajamusti, sebagian lagi lewat menggunakan baju hitam yang mengatasnamakan diri mereka The Maident. Sore itu memang akan ada pertandingan sepakbola antara PSIM Jogja melawan Persis Solo, derby mataram yang sarat akan gengsi. Daerah yang saya tinggali sendiri Kulonprogo, merupakan basis masa pendukung PSIM Jogja. Jadi tak heran apabila PSIM bertanding jalan Wates dipadati pendukung PSIM dari Kulonprogo untuk menyaksikan tim kesayangannya berlaga.

Timbul keinginan dari hati saya untuk bernostalgia menyaksikan PSIM jogja berlaga. Ya, sejak kecil saya memang kerap diajak ayah saya menyaksikan PSIM berlaga di Stadion Mandala Krida. Banyak kenangan-kenangan manis yang indah untuk diingat bersama ayah ketika menyaksikan PSIM bermain. Tentang Pak Kabul penjual makanan yang selalu semangat menjajakan makanannya dengan berteriak "rayahan-rayahan rasah mbayar", kenangan tentang heroiknya (alm) Narno dengan genderangnya berteriak sendirian mendukung tim pujaanya berlaga. Memori kelam 13 tahun silam yang juga masih begitu kuat diingatan saya ketika tim dari kota Solo bertanding di Stadion Mandala Krida.Betapa mencekamnya kerusuhan suporter sepakbola bagi anak yang baru seusia kelas 1 SD.Segera saya bersiap menyaksikan laga PSIM Jogja melawan Persis Solo, tak lupa juga membawa kamera untuk mengabadikan moment-moment penting saat pertandingan berlangsung.


Pukul 15.30 saya sampai di Stadion Mandala Krida. Setelah menunggu beberapa saat di depan pintu masuk tribun VIP datang ayah saya yang sudah janjian untuk menonton pertandingan. Segera kami memasuki tribun VIP Stadion Mandala Krida. Nampaknya pertandingan sudah dimulai, bola sudah bergulir dari kaki ke kaki  pemain PSIM Jogja. Suasana stadion masih lengang, di tribun terbuka terlihat belum begitu banyak pendukung PSIM Jogja. Saya duduk di bangku paling depan tribun VIP. Di sisi kanan saya turut menyaksikan Mantan Walikota Jogja Bapak Herry Zudianto dan rombongan, ada juga ketua Panpel PSIM. Yang menarik, bapak Panpel ini dengan tablet komputer nya bisa melihat secara realtime penjualan tiket pertandingan. Nampak di layar tabletnya jumlah tiket yang terjual di beberapa kategori tribun stadion. Sebuah terobosan baru yang patut dicontoh dalam mengelola event pertandingan sepakbola. Sejurus kemudian saya asyik menyaksikan jalannya pertandingan dibalik jendela bidik kamera saya.

Pertandingan PSIM vs Persis sendiri berakhir dengan kemenangan tuan rumah dengan skor 4-1. Sepanjang pertandingan berlangsung pendukung tuan rumah melakukan teror terhadap tim tamu dengan menyanyikan lagu rasis yang menjatuhkan mental lawan. Sempat terjadi insiden pelemparan terhadap pemain Persis Solo yang membuat pertandingan ditunda beberapa saat. Namun pendukung PSIM Jogja juga tampil atraktif, The Maident membuat koreografi kertas bertuluskan 1929. Sementara dari Brajamusti dan pendukung PSIM di tribun sebelah selatan mengarak bendera raksasa lambang PSIM Jogja mengitari tribun terbuka. Pesta kemenangan tim tuan rumah diakhiri dengan pesta flare dan kembang api yang dinyalakan secara bersama oleh pendukung PSIM di tribun terbuka. Tiba saatnya untuk kembali ke rumah setelah bernostalgia dengan PSIM Jogja dan Stadion Mandala Krida nya, segala kenangan indah semasa kecil yang membuat saya mencintai sepakbola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun