Mohon tunggu...
Qabila DZ
Qabila DZ Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi, yang terus belajar menjadi manusia.

ESFJ. Lulusan sekolah arsitektur yang menulis untuk berpikir, tertarik pada seni, sastra dan humaniora.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Be Kind, Please...

20 November 2015   16:31 Diperbarui: 20 November 2015   16:31 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejak percaya semua manusia lahir di dunia ini dengan kelebihan dan kekurangan, saya terus belajar menerima dan memaklumi perbedaan karakter orang-orang di sekitar saya. Termasuk, memaklumi karakter orang yang tidak bisa menerima perbedaan karakter orang lain.

Selama dua puluh tahun saya hidup, sudah banyak orang dengan segala kekurangan dan kelebihan karakter yang telah saya temui. Ada yang selalu bercanda, ada yang senang berurusan dengan uang, ada yang selalu mengalah, ada yang selalu mau menolong, ada yang mau membantu keperluan-keperluan orang lain, ada juga yang selalu menceritakan apa yang dia rasakan. Ada lagi yang selalu terkesan bodo amat, ada yang pemalu dan penakut, selalu terlihat serius, ada yang suka menyendiri, ada yang selalu terlihat cuma melakukan hal-hal yang menguntungkan buat dirinya.

Berbagai karakter, perilaku, sikap orang-orang yang saya temui tentunya tidak semuanya bisa langsung membuat saya nyaman berada di sekitar mereka. Bahkan ada beberapa yang benar-benar mengganggu dan membuat perasaan tidak enak ketika harus berinteraksi dengan beberapa karakter tertentu.

Tentunya hal tersebut tidak hanya dari sudut pandang saya. Rasanya orang lain-karakter-karakter lain juga akan merasakan demikian. Beberapa tes dan penjelasan tentang beragam karakter yang pernah saya baca, umumnya turut menganalisa kecenderungan cocok atau tidaknya beberapa karakter. Dari situ bisa saya simpulkan, ada jika ada kecocokan yang lebih antara beberapa karakter, tentunya akan ada kekurangcocokan antar karakter yang lain.

Terkait perbedaan karakter ini, saya pernah menanyakan, kenapa orang dilahirkan dengan karakter yang berbeda-beda. Jawaban yang sampai saat ini saya tau, manusia diciptakan berbeda-beda untuk saling melengkapi. Hawa diciptakan untuk menemani Adam. Ada hitam ada putih. Ada genap ada ganjil. Ada dosa ada pahala. Ada yang buruk, ada yang baik.

Orang diciptakan berbeda-beda untuk saling melengkapi dan menjadikannya lebih baik satu sama lain. Sayangnya, tidak semua orang peduli akan hal ini. Sikap orang lain yang tidak sesuai dengan kita, langsung dibenci saja. Padahal, orang itu belum tentu sadar kalau dia melakukan sesuatu yang buruk. Toh, kita sama-sama tau, gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di sebrang lautan tampak.

Apa yang menjadi masalah dari ketidak pedulian ini adalah, sikap yang lahir dari kebencian akan sikap/karakter orang lain. Kebanyakan orang akan langsung memperlakukan orang tersebut dengan kurang baik, entah itu jadi jutek, tidak sopan, bahkan digunjingkan. Padahal hanya beberapa sikap atau karakter yang kita nilai tidak cocok.

Kadang rasa tidak nyaman dan tidak cocok memunculkan sikap-sikap negatif yang kita tunjukkan pada orang tersebut. Tapi sadarilah, belum tentu kita lebih baik dari dia yang kita anggap buruk. Kalau memang kita lebih baik, harusnya kita mengingatkannya. Kalau kita hanya membenci dan tidak mengingatkannya, sama saja kamu membiarkan dia dibenci oleh orang yang lebih banyak. Bukankah sama buruknya?

Maka katakanlah. Katakan pada dia yang kurang kita sukai. Tegurlah, bantu dia jadi pribadi yang lebih baik.

“Maaf kalau omongan saya menyinggung, hanya saja sikapmu tadi rasanya kurang cocok ditampakkan didepan forum,” atau “sorry bro, kita kan temen, gue cuma mau ngingetin, cuma td lo kurang sopan sama si Mamo”

Meski kelihatannya semudah itu, idak semua orang dengan mudah berbesar hati dan mengingatkan orang kurang disukai. Tidak semua orang bisa jujur dan ingin menjadikan orang lain lebih baik.
Maka, maklumilah. Maklumilah orang-orang itu dengan ketidakberdayaannya, dan dengan ketidakberdayaanmu untuk menegurnya. Tak perlu memperlakukan orangitu dengan buruk. Tidak perlu mengintimidasinya dari kehidupanmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun