Mohon tunggu...
sultan
sultan Mohon Tunggu... Dosen - Belajar

menulis untuk mulus

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Calana Dalam dalam Kupu-Kupu Malam

20 September 2011   06:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:48 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Celana Dalam dalam Kupu-Kupu Malam

Malam diselimuti kelam mencekam

Tanpa dialiri secercah dana cahaya

Pengharapan demi pengharapan mengalir di setiap akhir jaitan calana dalamku

Pengharapan dan penantian adalah sumber kekuatan motivasi hidupku

Ku berjalan melangkah mengitari ruas jalan yang dilewati ribuan manuisa

Kuberharap dalam ribuan manusia ada yang terispnirasi pada kemolekan tubuhku

Dan berniat membantuku guna mencicipi tubuh indahku

Higga dengan ikhlas aku menjamunya

aku tak pernah ridho akan profesi ini

aku tidak sendiri dalam profesi ini

aku dan rekanku adalah korban dari para pemulung kebijakan

yang seolah-olah mengecap kami sebagai kupu-kupu malam

aku bukan kupu-kupu malam

walaupun hidupku ku gantungkan dalam gantungan celana dalam

dalam gelapnya malam, namun bukan itu

dipretengahan malam para pemulung juga menikmati buah calan dalamku

di saat cahaya mulai berpihak sebagian malam aku lepas dari kungkungan

selangkang pemulung kebijakan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun