Mohon tunggu...
Subekti Priyo H
Subekti Priyo H Mohon Tunggu... -

Bertahan untuk suatu kemenangan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kebangkitan Seni Musik di SD

11 Januari 2011   02:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:44 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pembelajaran Seni Musik di SD

Bernyanyi dan bermain alat musik merupakan pelajaran yang digemari oleh siswa, karena dengan bernyanyi dan bermain alat musik akan merilekskan pikiran siswa yang selalu dibebani dengan hitungan-hitungan yang menjenuhkan dan pelajaran-pelajaran yang menguras pikiran siswa. Akan tetapi jika kita lihat, banyak diantara guru-guru yang menjadikan seni music sebagai momok atau pelajaran yang sering dihindari oleh guru. Hal itu dikarenakan banyak diantara guru-guru yang tidak menguasai seni musik.

Seni music adalah pelajaran yang mudah, akan tetapi kita tidak dapat menganggap remeh seni music. Hal itu dikarenakan, seni music tidaklah dapat dipelajari secara otodidak, akan tetapi memerlukan waktu yang lama, ketelatenan, keseriusan, dan kesungguhan.

Dengan adanya bekal seni music yang diterima guru saat mengikuti pendidikan, dapat menambah pengetahuan guru tentang music. Dan pada akhirnya seni music bukanlah pelajaran yang menjadi momok dan harus dikesampingkan ataupun ditinggalkan.

Dalam pembelajaran seni music di SD, haruslah dimulai dari hal-hal dasar terlebih dahulu. Misalkan untuk mengerti apa itu lagu, kita harus mengarjakan dulu apa itu not? Dalam not itu sendiri ada beberapa hal yang harus dikenali, diantaranya: nilai not balok, ketukan, dan cara membacanya. Setelah not dikuasai bisa dilajutkan mempelajari motif, kemudian frasa, kalimat, bait, dan secara keseluruhan dapat dipelajari tentang lagu.

Dalam mempelajari seni music kita tidak bisa melupakan alat musik. Alat music yang bisa diajarkan untuk siswa SD dapat berupa pianika ataupun recorder. Karena kedua alat ini sudah sering ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, dalam mengajarkannya belum bisa secara optimal, karena notasi-notasi yang dikenal siswa baru berupa notasi angka. Seperti yang kita tahu, notasi angka mempunyai kelemahan yaitu hanya memiliki tiga oktaf saja. Sedangkan untuk mengajarkan hal yang lain diperlukan waktu yang cukup lama. Karena kita harus mengubah dari pola pikir notasi angka ke notasi yang lain, misalnya notasi music (not balok). Dengan semangat dan keseriusan dari guru dan siswa, hal tersebut akan mudah untuk dipelajari dan dipahami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun