Salam sejahtera kawan,
Dunia kerja tak lepas dari pecat memecat.
Ada atasan dan bawahan ataupun bos dan anak buah.
Dari dua status itu bersatu untuk menghasilkan sesuatu sesuai bidang kerja.
Dari dua status itu ada dua karakter yang mungkin akan bersinggungan.
Disini anak buah tak punya nilai tawar yang lebih,mereka diposisikan tak lebih sebagai alat produksi.
Penghasilan?
Kesejahteraan?
Jauh dari kata cukup dengan segala kebutuhan yang tak sepadan.
Apakah dengan kondisi seperti itu akan menjamin produktivitas akan berkembang?
Berontak?
Mereka tak ada kekuatan yang ada mungkin ketakutan ketika sudah dipecat akan kerja apalagi?
Dunia kerja menurutku adalah cara pencapaian kesejahteraan bersama,ada kesepadanan disitu.
Pemecatan lazimnya dilakukan atasan/bos dengan segala kriterianya.
Pemecatan dilakukan karena tak adanya persesuaian standar yang ditetapkan.
Dalam kenyataanya standar ditetapkan satu pihak,anak buah adalah eksekutornya mau tak mau.
Ketika kesejahteraan hanya untuk satu pihak saja maka disinilah sebenarnya anak buah punya hak untuk memecat atasanya.
Karena tak ada persesuaian standar.
Disini saya katakan,
Tidak hanya anda (bos) yang bisa memecat saya tapi saya (anak buah) pun bisa memecat anda!
Dengan catatan kita sudah melaksanakan segala sesuatunya sesuai SOP.
Selama kita masih punya keyakinan dan kemampuan kerja (apapun bidangnya) janganlah jadikan pemecatan sebagai suatu momok yg menakutkan.
Yakinlah dimana ada kemauan disitu ada jalan.
selamat sore,
selamat memecat bos anda!
:)
#penulisadalahkulibangunan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H