Wisuda? Tidak Harus Pakai Kebaya

Wisuda adalah salah satu momentum paling penting selama mengenyam pendidikan. Puncak sekaligus akhir dari masa berjuang demi sebuah gelar. Akhirnya, tali di atas topi toga bisa dipindahkan setelah menempuh perjalanan selama bertahun-tahun.

Dalam momen wisuda ini, banyak orang yang rela berusaha untuk terlihat sangat baik. Banyak sekali mahasiswa dan mahasiswi yang mempersiapkan diri sejak berbulan-bulan sebelumnya, hanya untuk sebuah acara yang tidak lebih dari 3 jam. 

Selain mempersiapkan berkas wisuda, para calon mantan mahasiswa dan mahasiswi ini biasanya juga mempersiapkan berbagai hal lain seperti jasa foto, make-up, dan yang dianggap paling penting adalah pakaian.

Baca juga: WFH, Kondisi Penyelamat Mahasiswa yang Juga Bekerja

Untuk para laki-laki, wisuda menjadi ajang menggunakan setelan jas lengkap yang akan menambah wibawa mereka. Sedangkan para ciwi-ciwi kebanyakan menggunakan setelan kebaya dan kain batik.

Betul apa betul?

potret kebaya wisuda. (Dok. Pribadi)

Baca juga: Siswa Berjualan di Sekolah, Kenapa Dilarang?

Kebaya adalah sejenis pakaian bagian atas yang secara tradisional dikenakan oleh wanita di Asia Tenggara, terutama di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura. 

Kebaya, di pulau Jawa khususnya, dibuat menggunakan kain halus semi transparan bermotif jahitan atau sulaman bunga, terkadang dihiasi payet. 

Baca juga: Saat Murid Les Mendapatkan Nilai Rendah

Kebaya bisa juga dibuat menggunakan kain katun, brokat, sutra, dan beludru. Kebaya semi transparan biasanya dipasangkan dengan pakaian dalam yang serasi, baik korset, atau kamisol.

Dari sudut pandang saya, kebaya menjadi salah satu pakaian magis yang dipakai wanita dalam berbagai momentum penting seperti acara pernikahan dan wisuda.