Kita semua mungkin tidak asing lagi dengan adanya tulisan pada bagian bawah video di platform YouTube. Fitur ini disebut dengan Closed Caption (CC) atau dalam bahasa indonesia bisa diartikan dengan teks tertutup.
Sayangnya, fitur closed caption (cc) lebih sering disebut sebagai subtitle. Padahal, keduanya merupakan hal yang berbeda. Subtitle biasanya berbentuk kalimat terjemahan yang ada di film. Sedangkan closed caption biasanya berada di platform pemutaran video.Â
Closed caption tidak hanya berisi transkrip ataupun terjemahan. Fitur ini juga berisi suara latar belakang, suasana, dan isyarat audio lainnya. Jadi, penonton dapat mengetahui suasana, dan bahkan efek suara yang ditampilkan dalam video. Fitur closed caption (cc) dapat dengan mudah didapatkan dengan mengklik fitur dengan nama yang sama di bagian pengaturan video.
Saat ini, hanya sebagian video di kanal YouTube memiliki closed caption yang memadai. Padahal, fitur ini memiliki peran yang sangat penting.
Berikut adalah dua alasan penting mengapa setiap kreator YouTube harus memberikan closed caption pada setiap video yang mereka unggah.
- Aksesibilitas
Kata aksesibilitas identik dengan segala sesuatu yang dapat dinikmati atau digunakan dimana dan kapan saja. Hal ini juga berlaku pada video YouTube. Ada banyak situasi dimana kita ingin melihat video tetapi keadaan sekitar tidak mendukung.
Misalnya, saat kita dalam kondisi yang lumayan bising, banyak orang, atau tidak memiliki earphone untuk digunakan, tetapi kita diharuskan atau berkeinginan melihat sebuah video di kanal YouTube. Cara paling efektif adalah dengan membaca closed caption.Â
Dengan adanya closed caption (cc), kita bisa mengetahui isi video yang kita tonton. Kita juga bisa dengan mudah memahami situasi dalam video karena closed caption tidak hanya berisi kalimat yang diucapkan, tetapi juga berisi transkrip ekspresi dan situasi dalam video.
Menurut Ofcom, sekitar 80% orang melihat video dengan closed caption (CC) dengan alasan-alasan yang beragam, tidak hanya karena mereka menonton di tempat-tempat yang peka atas kebisingan, sebagaimana lingkungan kantor, tetapi juga meliputi level keterlibatan pemirsa yang lebih tinggi, dan membantu mereka yang berbahasa Ibu selain Bahasa Inggris.