Kita semua pasti familiar dengan format keyboard qwerty. Dari awal penggunaan alat ketik, format ini banyak digunakan di berbagai belahan dunia. Tapi, kita pernah bertanya-tanya nggak sih, kenapa harus format qwerty? Kenapa tidak menggunakan urutan alphabet?
Sebenarnya, hal ini diawali sejak kemunculan mesin ketik. Mesin ketik pertama kali sukses secara komersil diciptakan oleh C. Latham Sholes, Carlos Glidden, dan Samuel W. Soule pada tahun 1867.
Saat pertama kali ditemukan, susunan keyboard di mesih ketik dibuat berurutan. Ya, berurutan seperti alphabet. Dimulai dari huruf A hingga Z.
Namun, karena kecepatan mengetik yang semakin cepat, batang pencetak huruf yang ada di bagian atas mesi ketik sering bergesekan dan menyangkut. Hal ini membuat proses mengetik menjadi lebih lambat dan sulit. Bahkan, dikatakan bahwa penggunaan mesin ketik pertama kali membutuhkan waktu yag lebih lama daripada menulis menggunakan tangan.
Kemudian, tata letak huruf di keyboard diubah dan dinamai dengan Dvorak Layout. Penataan yang baru ini juga memiliki kekurangan yaitu mengganggu pergerakan lengan. Saat mengetik dengan menggunaan dvorak layout, tangan kanan akan lebih dominan. Jadi, tangan kanan mendapatkan beban dan tekanan yang lebih banyak sehingga menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa sakit.
Hal ini membuat seorang editor surat kabar bernama Christopher Latham Sholes berusaha untuk mengubah susunan huruf. Pada tahun 1874,ia menciptakan susunan huruf di keyboard yang baru. Secara acak, ia mengacak susunan huruf untuk menemukan kombinasi yang meminimalisir kesalahan.
Format ini lah yang kemudian kita kenal dengan format qwerty. Nama ini diambil dari enam huruf paling atas di bagian kiri dari susunan yang chistopher buat. Format ini kemudian dipatenkan pada tahun 1973 sebagai standar keyboard internasional.Â
Walaupun keyboard sudah berkembang, yang awalnya di mesin tik menjadi keyboard computer, dan bahkan keyboard di layar sentuh berbagai jenis PC, jenis format qwerty masih tetap digunakan sampai saat ini.