Saat saya mendengar kata 'Filipina', hal pertama yang saya pikirkan adalah kontes kecantikan. Sepengetahuan saya, Filipina menjadi salah satu Negara yang masih sangat menggemari kontes kecantikan dibanding negara-negara lain yang cenderung kurang berminat. Hal ini dapat dilihat pada maraknya kontes kecantikan di Filipina, mulai dari lingkup paling rendah hingga paling tinggi, yaitu internasional. Bahkan, salah satu ajang kontes kecantikan internasional, Miss Earth, juga bermarkas di Filipina.
Apa yang membuat Filipina sangat menggemari kontes kecantikan?
Menurut beberapa sumber, kontes kecantikan di Filipina sudah ada sejak penjajahan Spanyol dan Amerika. Hal ini terus berlanjut hingga pemerintahan Ferdinand Marcos dan istrinya Imelda Marcos yang dinobatkan sebagai ibu Negara terglamor dan terboros di dunia. Bahkan, pada tahun 1074, kontes kecantikan dunia, Miss Universe, diselenggarakan di Manila, Filipina juga terjadi di pemerintahan Ferdinand Marcos. Keberhasilan Filipina dalam menyelenggarakan kontes kecantikan ini membuat Filipina mendapatkan 'tempat' di panggung dunia kecantikan.
Kisah Imelda Marcos menjadi inspirasi bagi orang-orang bahwa kecantikan dapat mengangkat derajat  hidup seseorang. Imelda dilahirkan di keluarga yang kurang beruntung. Dimasa remajanya, ia harus ikut tinggal bersama anggota keluarganya yang lain dan membantu berbagai pekerjaan rumah tangga di keluarga tersebut agar tetap bisa bersekolah. Kemudian ia mengikuti kontes kecantikan di usia 18 tahun yang menjadi titik balik kehidupannya.
Setahun setelahnya, ia bertemu dengan Ferdinand Marcos. Saat itu Ferdinand merupakan seorang politisi muda yang sedang naik pamor. Setelah beberapa bulan, mereka sepakat untuk menikah. Imelda pun mengikuti suaminya untuk berkampanye di berbagai tempat di Filipina. Dengan kecantikan dan bakatnya, masyarakat menjadi terhibur dan bersimpati terhadap mereka. Akhirnya, Marcos berhasil memenangi pemilu dan berkesempatan untuk hidup mewah. Masyarakat Filipina kemudian menganggap bahwa kehidupan dan derajat seseorang dapat terangkat dan berubah dengan mengikuti kontes kecantikan seperti kehidupan Imelda Marcos.
Hal ini juga didukung dengan banyaknya kemenangan Filipina dalam kontes kecantikan internasional. Pada dasarnya, ada 4 kontes kecantikan internasional yaitu Miss World, Miss Universe, Miss International, dan Miss Earth. Filipina berada di urutan ketiga Negara yang memenangi empat besar kontes kecantikan tersebut. Filipina memiliki enam mahkota Miss International, empat mahkota Miss Universe, tiga mahkota Miss Earth, dan satu mahkota Miss World.
Filipina saat ini memegang kemenangan beruntun terlama dengan setidaknya satu gelar Empat Besar kontes kecantikan dalam satu tahun. Kemenangan juga terjadi dalam enam tahun berturut-turut sejak 2013 hingga 2018. Filipina memenangkan Miss World 2013, Miss International 2013, Miss Earth 2014, Miss Universe 2015, Miss Earth 2015, Miss International 2016, Miss Earth 2017, Miss Universe 2018.
Berdasarkan penjelasan diatas, saya menyimpulkan bahwa sejarahlah yang membuat masyarakat sangat bersimpati dan mendukung kontes kecantikan. Mengingat historinya yang sudah sangat lama, tidak salah apabila mindset mengenai kontes kecantikan ini terbentuk secara sempurna. Saat ini, masyarakat Filipina masih sangat bersemangat jika menyangkut kontes kecantikan. Mereka senantiasa bersorak dan ikut bergembira saat euforia kontes kecantikan berlangsung.
Dampak dari hal ini tentunya sangatlah besar. Saat kontes kecantikan berlangsung, banyak tempat usaha seperti salon yang memberikan diskon khusus bagi pelanggan. Juga begitu maraknya tempat pelatihan kontes kecantikan di Filipina. Bahkan, banyak wanita Filipina yang bersedia meninggalkan sekolah dan pekerjaannya untuk masuk ke pelatihan kontes kecantikan agar mencapai standar kontes kecantikan. Bukan hanya fisik, tempat tersebut juga memberikan pelatihan make-up, cara bersikap, dan juga bagaimana cara menjawab pertanyaan saat kontes kecantikan. Akibatnya, standar kecantikan di Filipina sangat bergantung pada standar kontes kecantikan yang tentunya sangat tinggi dan tidak mewakili seluruh lapisan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H