Mohon tunggu...
Putri Wulandari
Putri Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - English Tutor | Freelance Content Writer

Random Thought About Lifestyle, Movies, K-drama, Beauty, Health, Education and Social Phenomena | Best Student Nominee Kompasiana Awards 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Emotional Branding ala Influencer Indonesia

9 Desember 2021   19:00 Diperbarui: 9 Desember 2021   19:02 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Influencer merupakan sosok yang memberikan banyak pengaruh bagi pengguna sosial media. Ada banyak sekali jenis influencer dengan karakter yang berbeda-beda. Mulai dari yang suka membeli barang-barang mahal, memasak hal-hal yang nggak masuk akal, dan ikut berbagai trend atau challenge. 

Hal ini juga mempengaruhi followers atau pengikut mereka di sosial media secara emosional. Tanpa kita sadari, hal itu termasuk dalam branding mereka loh. Hal ini disebut emotional branding.

Apa itu Emotional Branding?

Sebelum masuk ke emotional branding, akan lebih baik kalau kita belajar dulu soal branding. Branding adalah kumpulan kegiatan komunikasi yang dilakukan perusahaan dalam rangka proses membangun dan membesarkan brand. 

Branding adalah bagaimana cara agar orang selalu ingat dan loyal terhadap suatu merk. Misalnya, saat orang-orang memikirkan brand air mineral, merk pertama yang muncul di pikiran mereka adalah Aqua. Nah, ini menandakan bahwa branding merk Aqua ini sangatlah kuat.

Sedangkan, Emotional Branding menurut Gobe (2005) merupakan paradigma baru untuk menghubungkan suatu merek dengan pelanggannya. 

Emosional yang dimaksud adalah bagaimana suatu perusahaan membangun hubungan dengan pelanggan dan menciptakan perasaan pelanggan yang menggugah lalu merek tersebut akan hidup dengan pelanggan dan tahan lama. 

Saat ini perusahaan harus fokus terhadap perasaan pelanggannya lalu mewujudkannya dengan menjadi diri sendiri. Dengan kata lain, perusahaan harus memiliki identitas yang akan menggugah perasaan pelanggannya.

Contoh Emotional Branding oleh para Influencer

Emotional branding ini tidak hanya belaku untuk merk/brand dari perusahaan, tetapi juga berlaku untuk personal branding para influencer. Banyak influencer di berbagai sosial media yang mengunakan emotional branding untuk membentuk ciri khas pasarnya. Salah satunya adalah Sisca Kohl.

Sisca Kohl merupakan salah satu influencer yang saat ini memiliki 9.4 juta pengikut di TikTok. Ia memiliki ciri khas konten membuat masakan dengan menggunakan bahan-bahan yang super mahal, review produk dengan pembelian dalam jumlah fantastis, dan juga membuat es krim dari bahan-bahan yang mind-blowing. 

Dapat dikatakan bahwa ia memiliki konten lain daripada yang lain. Bahkan salah satu video memasak boba dengan harga fantastis dilihat lebih dari 36.6 juta orang. Atau ada juga videonya bersama adiknya yang menemukan celengan/brankas semasa kecil yang berisi uang puluhan juta, emas dan handphone keluaran terbatas yang dilihat lebih dari 45 juta orang.

Di setiap videonya, ia juga menggunakan nada dan frasa yang sama yaitu "Selamat Mencoba!". Secara tidak langsung, video-videonya menggugah kemarahan dan kegemasan pengguna TikTok karena memang kontennya yang tidak bisa dicoba oleh sembarang orang. Nah, ini nih salah satu titik emotional brandingnya. 

Pengguna tiktok dimainkan emosinya dalam bentuk kemarahan. Dan emotional branding ini terbukti berhasil. Setiap kali teringat dengan akun TikToknya, penonton diingatkan dengan kontennya berharga fantastis yang tidak bisa dilakukan oleh semua orang.

Kemudian, ada juga influencer dan juga pelukis Irene Suwandi. Saat ini ia memiliki total pengikut 2.1 juta orang. Ia memiliki konten utama melukis yang berjudul "Gaun untuk Indonesia". Ia membuat misi untuk melukis sebuah gaun putih dengan lebih dari 50 jenis ciri khas Indonesia yang rencananya akan dipakai oleh Putri Indonesia. 

Gaun tersebut juga akan dilelang dan didonasikan. Ia mengajak penonton untuk memberikan masukan tentang ciri khas Indonesia lewat kolom komentar di berbagai akun sosial medianya. Saat ini, video-video tentang gaun ini sudah dilihat lebih dari puluhan juta orang.

Ini juga merupakan salah satu emotional branding influencer yang berhasil. Penonton yang notabene masyarakat Indonesia ikut merasa bangga dengan misi yang ia jalankan. Rasa bangga akan budaya Indonesia yang ia tuangkan dalam gaun yang indah dan untuk tujuan yang indah pula. 

Banyak pengguna TikTok yang berkomentar dan memberikan masukan tentang objek lukisan untuk gaun tersebut. Saat mendengar atau melihat akun TikToknya, kita akan dibuat bangga dan bahagia melihat perkembangan gaun tersebut.

Nah, itu tadi dua influencer yang secara tidak langsung menerapkan emotional branding dalam membentuk citra mereka di mata publik. Semoga informasi ini membantu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun