Mohon tunggu...
Putri Wulandari
Putri Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - English Tutor | Freelance Content Writer

Random Thought About Lifestyle, Movies, K-drama, Beauty, Health, Education and Social Phenomena | Best Student Nominee Kompasiana Awards 2022

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Cara Mengatasi Budaya Prokrastinasi yang Sering Menunda-nunda Pekerjaan

7 Desember 2021   09:53 Diperbarui: 12 Desember 2021   20:15 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mengerjakan pekerjaan yang tertunda. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Pekerjaan menjadi suatu kewajiban pekerja. Tugas itu juga kewajiban pelajar. Namun, sebagian orang pasti pernah mempunyai deadline pekerjaan atau tugas tapi menunda-nunda untuk mengerjakannya. Hal ini disebut budaya Prokrastinasi.

Apa itu Prokrastinasi?

Dalam Merriam-Webster Dictionary disebutkan bahwa "Procrastinate is being slow or late about doing something that should be done : to delay doing something until a later time because you do not want to do it, because you are lazy, etc." Yang berarti menunda-nunda, lamban, atau terlambat melakukan sesuatu yang seharusnya dikerjakan karena malas, tidak mau, dll.

Sebagian besar orang pasti pernah menunda pekerjaan atau tugas. Alasannya mungkin karena ada prioritas lain atau deadline lain. Namun, apabila menunda-nunda mengerjakan sesuatu dengan disengaja itu disebut prokrastinasi. 

Seseorang yang mempunyai sifat atau budaya ini biasanya mencari alasan-alasan untuk tidak melakukan pekerjaan atau tugas dengan segera. 

Misalnya, "Ah, tugasnya gampang, besok aja deh" atau "Tugasnya dikerjain besok deh, sekarang main dulu". Padahal, mereka harus tetap mengerjakan pekerjaan atau tugas tersebut untuk diri mereka sendiri.

Pada akhirnya, banyak orang yang mengerjakan tugas h-1 atau bahkan pada detik-detik terakhir pengumpulan pekerjaan atau tugas. 

Orang-orang tersebut lebih memilih untuk mengerjakan pekerjaan di saat-saat terakhir dengan tidak dengan dan tanpa persiapan yang cukup. Hasilnya, banyak dari mereka mendapatkan hasil yang tidak memuaskan.

Contoh yang paling sering dijumpai adalah siswa yang memilih untuk menunda mengerjakan tugas dan berakhir mengerjakan tugas di menit-menit terakhir. Padahal guru sudah memberikan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas yang diberikan. 

Pada akhirnya, tugas tidak dapat diselesaikan dengan maksimal dan mendapatkan nilai yang rendah daripada teman-teman yang mengerjakan tugas di awal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun