Mohon tunggu...
Nur Khurin Pandan Wangi
Nur Khurin Pandan Wangi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya seorang mahasiswa yang memiliki hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya K-Pop Semakin Merajalela di Indonesia

30 Maret 2023   14:00 Diperbarui: 30 Maret 2023   14:01 5116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan zaman semakin hari semakin modern dengan diiringi teknologi yang semakin pesat. Kini semua orang dapat mengakses informasi dari media sosial dan internet dengan sangat mudah bahkan dapat mengetahui dunia luar tanpa harus berkunjung ke tempat tersebut. Banyak sekali anak-anak di usia dini yang sudah mampu menggunakan gadget sendiri. Bahkan terdapat anak di bawah umur yang sudah memiliki akun-akun media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, dan media sosial lainnya. Hal tersebut menyebabkan masyarakat mulai dari anak-anak hingga dewasa mudah mengakses dunia luar dari segi gaya hidup, fashion, dan berbagai budaya yang telah masuk di kehidupan masyarakat.

Globalisasi menjadi fenomena munculnya ikatan dan ketergantungan suatu hal antara negara dan masyarakat di seluruh dunia melalui berbagai bentuk, seperti perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, maupun dalam bentuk interaksi lainnya yang menyebabkan hilangnya batas-batas antarnegara. Di era globalisasi ini apa saja bisa terjadi, bukan hanya soal ekonomi tetapi juga termasuk pergeseran budaya. Terkait dengan masalah atau isu tentang budaya, dimana nilai dan makna yang melekat di dalamnya masih tetap berarti, globalisasi kini mampu menggeser nilai-nilai budaya di Indonesia. Globalisasi mampu merubah perilaku masyarakat karena pertukaran informasi dari luar sehingga budaya dapat diartikan sebagai nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal.

Banyak perubahan yang dirasakan oleh masyarakat mengenai pergeseran budaya, apalagi dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat. Perkembangan teknologi informasi di media massa memberikan dampak besar dalam kemajuannya dibidang komunikasi. Adanya teknologi canggih dapat memudahkan penyebaran informasi secara instan mengenai budaya di seluruh dunia. Salah satu fenomena yang berkaitan dengan budaya yang saat ini sedang terjadi di Indonesia adalah masuknya berbagai budaya dari luar, yakni budaya Korea. Tak hanya masuk di Indonesia, budaya Korea juga ada sampai ke penjuru dunia.

Berbagai macam budaya Korea yang masuk ke Indonesia mulai dari musik k-pop, serial drama korea atau drakor, film korea, makanan korea, dan budaya lain yang berasal dari Korea. Para aktor, aktris serta musisi-musisinya berhasil menyihir masyarakat Indonesia. Maraknya budaya Korea secara global sering dikenal dengan sebutan Korean wave atau demam Korea. Kini Korean wave telah menjajaki isu-isu internasional serta globalisasi di tingkat dunia. Indonesia juga termasuk negara yang sedang terkena Korean wave. Isu Korean wave yang telah masuk ke Indonesia kini semakin menggelora dan antusiasme dikalangan remaja maupun dewasa membuat budaya Korea mudah diterima dan berkembang dimasyarakat Indonesia. Masyarakat yang begitu terobsesi dengan hal-hal yang berbau korea membuat mereka lebih mengikuti gaya fashion trend ala korea, dibanding fashion dan budaya lokal dalam negeri.   

Budaya Korea ini membuat industri-industri Korea memasuki pasar di Indonesia terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Akhir-akhir ini semua budaya Korea sedang gencar dikalangan masyarakat Indonesia. Budaya Korea memiliki pengaruh yang kuat diberbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari selera musik, tampilan atau fashion, makanan, dan lain sebagainya. Tentu hal ini memberikan dampak terhadap pembentukan mental dan karakter masyarakat Indonesia, khususnya para anak-anak dan remaja. Mereka akan kehilangan jati dirinya karena mencintai budaya negara lain dan melupakan budayanya sendiri.

Fenomena budaya korea yang terjadi di Indonesia baru-baru ini adalah maraknya konser musik korea bergenre pop yang umumnya dikenal sebagai K-Pop (Korean Pop). K-Pop identik dengan girlband dan boyband yang berada dibawah suatu manajemen atau agensi. Industri k-pop yang berkembang pesat membuat para artis korea menjadi populer di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Beberapa girlband dan boyband Korea yang sedang populer menghiasi industri hiburan saat ini antara lain Blackpink, EXO, TWICE, ITZY, NCT, TXT, BTS, dan Super Junior. Budaya Korea atau K-Pop mempunyai pengaruh besar terhadap masyarakat Indonesia saat ini. Banyak dari para remaja yang mengikuti komunitas fans k-pop, melalui aktivitas komunitas atau informasi yang ada dalam grup sehingga menjadi bahan kesenangan mereka terhadap hal-hal berbau korea seperti makanan korea, merchandise kpop, jedai makan korea dan sejenisnya.

Di awal tahun 2023 ini banyak terdapat konser-konser budaya musik korea atau K-Pop yang diselenggarakan di Indonesia. Dengan adanya budaya K-Pop di Indonesia, sikap berlebihan para penggemar juga meningkat. Remaja menjadi terdorong untuk mengikuti atau meniru kebudayaan korea atau idola K-Pop mereka yang biasa disebut sebagai bias. Konsep yang digunakan dalam K-Pop ini berbeda dan unik dibandingkan negara lainnya. Perkembangan musik K-Pop ini sangat memberikan dampak bagi remaja dalam perilaku sosial di kehidupan sehari-hari. Penggemar K-Pop sering kali menghabiskan waktu mereka untuk mencari informasi-informasi seputar idola mereka, bahkan terkadang menjadi berlebihan atau obsesif terhadap idolanya. Keberadaan K-Pop bisa memberikan efek konsumtif dan menguntungkan kaum komoditas. Penggemar K-Pop akan melakukan dan meniru gaya idola mereka untuk memenuhi keinginan dan hasrat agar terlihat seperti idola mereka, membeli album, poster, merchandise, photocard, boneka dan lainnya yang berkaitan dengan idol K-Pop dengan seharga ratusan hingga jutaan ribu rupiah.

Fenomena K-Pop ini dikhawatirkan akan menimbulkan benturan antara budaya lokal dan budaya global karena K-Pop masuk ke Indonesia sebagai bagian dari proses interaksi kebudayaan yang apabila tidak diiringi dengan sikap selektif, cepat atau lambat dapat menghilangkan nilai-nilai budaya lokal, nilai-nilai budaya di Indonesia yang sudah ada sebelumnya. Dampak negatif dari budaya Korea yang masuk ke Indonesia adalah menyebabkan terjadinya pergeseran budaya dan moral yang sangat signifikan, sikap apatis terhadap kebudayaan bangsa sendiri, mengubah pola pikir generasi muda untuk selalu meniru dan mencontoh segala aspek kehidupan yang berbau Korea. Oleh karena itu, cara untuk menanggapi banyaknya budaya asing yang masuk ke Indonesia adalah dengan memilih atau menyaring budaya yang sesuai atau tidak dengan nilai, norma, dan keadaan masyarakat Indonesia yang multikultural. Menjadikan budaya lokal sebagai identitas adalah salah satu cara untuk melestarikannya. Sebab, akan ada rasa bangga dengan budaya lokal yang dimiliki di tengah arus globalisasi. Dengan begitu, masyarakat Indonesia tidak akan mudah terpengaruh untuk mengikuti budaya asing yang masuk ke Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun