Mohon tunggu...
Putu Raditya Hardiswara
Putu Raditya Hardiswara Mohon Tunggu... Administrasi - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Putri Penjaga Hutan

28 Maret 2024   13:29 Diperbarui: 28 Maret 2024   14:25 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman Bunga Selecta. © Bestvacationstogo.com

Di kerajaan yang dikelilingi oleh hutan yang lebat. hiduplah seorang Raja yang gagah dan bijaksana. Suatu hari saat sang raja sedang berburu di dalam hutan, dia mendengar suara tangisan lemah jauh di dalam hutan. Dengan keingintahuannya, sang raja mengikuti suara itu dan menemukan ssesutau yang tak terduga. Seorang bayi perempuan terbaring di tengah ladang bunga.

Sang raja mengangkat bayi tersebut dari kasur bunga, dan mengambil bayi itu ke pelukannya. Dia melihat mata bayi itu yang bersinar bagai kunang-kunang, hatinya tersentuh oleh kelembutan wajah mungil bayi itu. Raja memutuskan untuk membawa bayi itu pulang ke istananya.

Di istana, berita tentang bayi itu menyebar dengan cepat. Raja dan ratu yang belum di anugrahi dengan keturunan dengan sukacita menyambut bayi tersebut. Mereka metuskan untuk mengangkatnya sebagai anak sendiri dan memeberinya nama Flora, seperti tembat dia ditemukan.

Flora dibesarkan sebagai putri di istana, dikelilingi oleh cinta dan kehangatan dari raja dan ratu serta bantuan dan dukungan seluruh penghuni istana. Aurora juga dibimbing dalam tata cara hidup seorang putri, dari etika, kesopanan, dan tanggung jawab yang melekat pada statusnya. Flora juga diajarkan untuk dekat kepada rakyatnya. Di saat waktu kosongnya, Flora selalu menggunakan waktunya untuk berada di taman kerajaan, dia bermain dan membantu merawat tanaman disana.

Tapi hidup flora tidak indah untuk selamanya. Kerajaan telah dilanda oleh kekacauan, Raja telah jatuh sakit dan ketenangan di rakyat mulai menghilang. Ratu yang tidak memiliki kemampuan untuk memimpin rakyat membuat semua tanggung jawab rakyat jatuh kepada tuan putri yang baru saja beranjak dewasa. 

Dibutuhkan seluruh tekad dan tenaga Flora untuk menenangkan kerajaan yang kacau. Namun dengan bantuan raja dan ratu, Flora mampu menahan kehancuran kerajaannya. Tapi kekacauan ini mengakibatkan kekuatan kerajaan hancur lebur, berita kelemahan kerajaan itu telah tersebar luas ke banyak kerjaan lainnya. Flora yang mengetahui hal tersebut mulai kehilangan harapan untuk dirinya sendiri.

Flora setelah berbulan-bulan terjebak di istana pergi ke taman kerajaan. Taman kerajaan yang sudah tak terurus telah dikuasai oleh Hutan. Setiap langkah yang diambil Flora semakin terlelap dia kedalam hijaunya hutan. hingga akhirnya dia menemukan sebuah ladang bunga, dia tidak pernah melihat bunga sebanyak ini. Flora tetap berjalan hingga akhirnya dia sampai di tengah ladang tersebut. 

Dia berbaring di atas bunga, kelembutannya mengalahkan bahkan kasur terlembut di dalam istana termewah. Dia bisa mendengar suara setiap hewan menjalani hidup mereka, dia bisa mendengar daun yang bertabrakan dihembus angin, dia bisa mendengar tanaman-tanaman memanggilnya. Dia tak tahu berapa lama dia telah berbaring, hari ini dia mendengar sesuatu yang berbeda, Suara ribuan tembaga bertabrakan dengan tanah, suara paniknya hewan melarikan diri dari sesuatu. Dia merasakan setiap luka yang mereka berikan. Dia menutup dirinya sendiri, mengurung setiap sakit untuk dirinya dan siapa saja yang mengakibatkannya.

Sudah berhari-hari sejak sang putri hilang, Raja yang kesusahan untuk berdiri tegak mengeluarkan perintah untuk mencari sang putri. Seluruh penjuru kerajaan dan tidak sehelai rambut pun mereka temukan. yang tersisa hanya hutan yang yang pohonnya membesar menutup setiap jalan keluar.

Suatu hari sang raja mendengar suara tangisan lemah di dalam taman kerajaan yang setengahnya telah ditelan hutan. Disana sang raja menemukan sesuatu yang tak terduga. Ladang bungah terindah yang pernah sang raja lihat, ditengahnya Flora tersenyum sambil mengatakan "Flora sudah pulang, ayah".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun