Mohon tunggu...
Putu Radar
Putu Radar Mohon Tunggu... -

part-time blogger, godlike genius and detective wannabe.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jaman Kegelapan TV Indonesia (The TVpocalypse)

26 Januari 2014   15:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:27 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

TV, sebuah kotak kecil penuh warna, tawa, dan berita. Saya bukanlah seorang heavy viewer yang bisa menikmati TV sampai 4 / 5 jam perhari, saya juga bukan pencinta atau simpatisan stasiun TV tertentu, saya cuman masyarakat yang terkadang suka menonton TV untuk menikmati waktu luang dan masih peduli dengan keadaan dunia pertelevisian Indonesia.

Akhir-akhir ini dan malah sudah cukup lama saya mulai resah dengan acara-acara yang muncul di TV saya, saya tidak tau apakah orang lain juga merasakan keresahan yang sama ketika melihat tayangan di TV mereka. Banyaknya acara yang menurut saya aneh, gak jelas, dan ga menarik bermunculan di TV, dan menurut saya ini adalah sebuah downgrade atau bisa dibilang penurunan kualitas siaran terjadi di pertelevisian Indonesia.

Saya memang tidak tahu tentang patokan atau tolak ukur sehingga sebuah acara TV dianggap bermutu atau tidak, tapi inilah yang saya rasakan. Kasihan rasanya saya melihat orang beramai-ramai nonton acara-acara TV yang menurut saya tidak bermutu.

Lawakan yang tidak lucu, candaan yang semakin sering dan semakin mengarah ke arah hinaan, kuis-kuis murahan tidak mendidik yang seolah ingin membagi-bagikan uang dengan cuma-cuma, acara-acara yang tidak kreatif dan hanya mengikuti konsep acara pioneer, ada juga talkshow dengan host yang bahkan ngomong aja masih belepotan, rakyatnya yang menontonpun senang joget-joget murahan hanya untuk mengharapkan uang hadiah, kemudian bahkan staff TV nya pun ikut joget, semakin banyak yang senang dihipnotis, senang membanggakan tingkah laku bodoh yang dikombinasikan dengan ekspresi jelek, dan masih banyak lagi. Melihat kemunculan gejala-gejala seperti itu, saya jadi berpikir apa yang terjadi dengan pertelevisian di negara ini, apakah mereka seolah menjadi pelacur rating? membuat acara jelek hanya demi rating? murahan... kasihan.

Setelah saya melihat keadaan pertelevisian seperti yang saya sebutkan diatas tadi, ditambah pula dengan tersingkirnya acara-acara bagus. Mulai dari yang geser jam tayang karna dianggap tidak cocok di primetime, hingga acara yang berakhir atau diakhiri karna dianggap kurang peminat.

Jujur, saya sendiri merindukan acara TV yang baik, bagus, dan menarik. Saya ingin melihat tayangan Anime kembali berjaya di minggu pagi hingga siang hari dimana anak-anak memiliki hiburan yang cocok dengan umur mereka, saya juga ingin melihat acara-acara komedi yang memang lucu dan tidak banyak joget-joget murahan menghiasinya, acara kuis dimana para pemirsanya bisa ikut menambah pengetahuan dengan menontonnya, dan acara musik yang benar-benar musik sambil bisa memberikan pengetahuan dan perkembangan dunia musik terkini, dan saya juga ingin adanya acara berita dengan pemberitaan yang berimbang dan tidak memihak.

Memang tidak semua TV menayangkan acara-acara tidak jelas seperti itu, mungkin masih ada beberapa TV yang bisa menjaga kehormatan dan "kesuciannya" untuk membuat acara-acara bermutu dan berkelas dengan presenter / host yang memang cerdas. Namun kata-kata "The TVpocalyspe" seperti judul tulisan ini selalu terbayang dipikiran saya, mungkin saat ini adalah masa kegelapan (dark ages) duni pertelevisian di Indonesia, dan saya pun berharap bahwa masa pencerahan akan datang tidak lama lagi.

Sekali lagi saya katakan bahwa ini semua merupakan opini saya yang saya lihat dari TV yang ada dirumah saya, dan dirumah teman-teman saya. Saya juga tidak ada dan tidak tahu patokan acara yang dianggap bermutu atau tidak, namun ini semua muncul dari keresahan hati saya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun