Mohon tunggu...
Dinda Prahesti
Dinda Prahesti Mohon Tunggu... Lainnya - Dinda Prahesti

Nama : Putu Oki Dinda Prahesti NIM : 2012061027 Prodi : Ilmu Komunikasi A

Selanjutnya

Tutup

Diary

Orang Tua Sebagai Penopang Hidup: Seimbang, Perhatian dan Komunikasi

30 Oktober 2021   10:33 Diperbarui: 30 Oktober 2021   10:36 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dinda Prahesti ,SINGARAJA  - Orang Tua Sebagai Penopang Hidup:Seimbang, Perhatian dan Komunikasi. Orang tua merupakan orang yang sangat dihormati di dalam rumah, orang tua merupakan orang yang perintahnya akan dituruti oleh anak-anaknya. Dalam dewasa ini banyak orang tua milenial yang memiliki prinsip jika mereka harus menjadi orang tua yang sekaligus bisa dijadikan sahabat oleh anak-anaknya. Namun, tidak menutup kemungkinan juga masih terdapat orang tua yang belum memiliki prinsip tersebut dan bahkan sangat kaku dengan anak-anaknya.

Salah satu pengertian orang tua menurut para ahli yaitu seperti penjelasan menurut Miami, orang tua adalah peria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anaknya yang dilahirkan. (Kartono, 1982:27)

Terkadang orang tua melupakan kodratnya menjadi orang tua, padahal kita ketahui bersama bahwa tugas dan peran orang tua sangat penting bagi kehidupan anak-anaknya, baik fisik maupun psikis. Ada beberapa tugas dan peran orang tua adalah seperti melahirkan anak bagi seorang ibu, mengasuh anak, membesarkan anak, dan paling penting mengarahkan anak kepada masa depan yang cerah dengan kedewasaan dan juga menanamkan norma dan nilai yang berlaku.

Selain itu, terkadang orang tua menjalankan peran dan tugas tersebut dengan cara yang salah apalagi caranya tersebut berbanding terbalik dengan karakter anak-anaknya. Sikap orang tua menjadi factor perkembangan psikis anak. Mengapa demikian? Dikarenakan apa yang orang tua lakukan dan bicarakan akan ditangkap oleh anak dan anak akan selalu mengingatnya.

Menjadi orang tua harus memiliki sikap yang perhatian, selalu berkomunikasi dengan anak agar terciptanya kehidupan yang rukun. Mengapa demikian? Dikarenakan dengan adanya sikap perhatian kepada anak, maka anak tidak merasa kesepian ketika berada didalam rumah. Terkadang, sikap cuek orang tua kepada anak dapat menyebabkan anak tidak betah untuk berada didalam rumah sehingga ia memutuskan untuk lebih sering bersama temannya atau diluar rumah. Dari hal tersebut akan muncul kerenggangan hubungan keluarga atau tidak adanya kondisi rukun pada keluarga. Ketika anak diperhatikan, maka psikis serta mood anak akan membaik, salah satu contoh perhatian kepada anak bisa dilakukan dengan bertanya apakah sudah makan, dan misalkan ekspresi wajah anak senang atau bahagia bisa ditanyakan karena apa.

Selain perhatian, menjadi orang tua diharapkan selalu menjalin komunikasi yang baik dengan anak-anaknya. Komunikasi ini bertujuan untuk mempererat tali keluarga sehingga mewujudkan keluarga yang rukun dan harmonis. Komunikasi dengan keluarga termasuk orang tua dengan anak ini bisa dilakukan dengan banyak cara, salah satunya adalah dengan orang tua menanyakan apa saja kegiatan anaknya hari ini, esok atau lusa. Dengan seperti itu, anak juga merasa diperhatikan dan senang karena mendapat perhatian dari orang tua.

Terkadang terdapat suatu problematika atau masalah yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang menyebabkan munculnya penilaian dari seseorang terhadap keluarga tersebut. Contohnya, ketika terdapat seorang teman dari ayah bertanya terkait putrinya,  misalnya menanyakan tentang dimana anaknya bersekolah atau apapun terkait tentang anaknya. Namun, ternyata orang tuanya atau ayahnya tidak mengetahui informasi tentang anaknya, ataupun tidak pernah mencari tahu tentang anaknya. Ini merupakan suatu problematika yang harus mendapat jalan keluar. Jalan keluarnya adalah dengan mendekatkan diri dengan anak. Anak kadang gengsi atau malu memulai terlebih dahulu dengan orang tua, oleh karena itu orang tua harus mematik pembicaraan terlebih dahulu.

Lalu, terkadang orang tua belum bisa menyeimbangkan antara pekerjaan untuk finansial dengan pekerjaan menjadi orang tua. Terkadang ketika seorang ayah dan ibu terlalu sibuk untuk bekerja, anak-anak akan merasa kekurangan kasih sayang dan waktu bersama. Hal tersebut akan mengakibatkan renggangnya hubungan keluarga, terutama di aspek komunikasi. Oleh karena itu, menjadi orang tua harus bisa membagi waktunya atau terdapat oknum yang akan mengalah untuk tetap menjaga anak-anaknya.

Disamping orang tua, kita sebagai anak juga harus ikut terlibat dalam mewujudkan kerukunan dalam keluarga, keharmonisan, berkomunikasi dan segala hal demi terwujudnya keluarga yang harmonis. Jadi pada intinya menjadi orang tua harus perhatian dengan anak, berkomunikasi sesering mungkin dengan anak dan bisa menyeimbangkan antara pekerjaan finansial dengan pekerjaan menjadi orang tua. Sehingga anak-anak mendapatkan perhatian lebih dari orang tua dan akan terwujud keluarga yang harmonis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun