Mohon tunggu...
Putu Mahatma Satria Wibawa
Putu Mahatma Satria Wibawa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMAN 1 Denpasar

Seorang pemuda yang tengah mencari jati diri; Mencintai Geografi dan Antropologi Kebudayaan Manusia; Penulis amatiran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemerdekaan Pengetahuan, Awal Kegelapan atau Pencerahan?

22 Oktober 2024   11:06 Diperbarui: 22 Oktober 2024   11:13 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, pemerintah Indonesia mati-matian mengeluarkan banyak dana untuk memajukan kualitas pendidikan Indonesia agar sifat inferioritas bangsa Indonesia dapat berkurang dan Indonesia kembali mendapat kewibawaannya yang penuh rasa percaya diri yang tinggi. 

Kita telah terlalu lama dinina-bobokan oleh peribahasa ilmu padi, semakin berisi semakin menunduk. Memang makna filosofis kalimat tersebut begitu indah dan penuh moral. Namun tentu ada efek negatif dari kalimat itu. Apalagi kalau bukan rasa rendah diri (inferiority). 

Berapa banyak ilmuwan Indonesia yang telah terkenal mendunia selain Profesor B.J. Habibie? Berapa banyak artis dan bintang film tanah air yang telah berkiprah hingga ke mencanegara? Masih bisa dihitung oleh jari. Mengapa demikian? Apakah penyebabnya selain rasa rendah diri, inferioritas dan juga kurangnya kepercayaan diri? Selain uang, tidak semua hal yang berlebihan itu baik. 

Adalah salah jika jika terlalu menyombongkan diri. Namun adalah juga salah apabila kita merendahkan diri terlalu sering. Hidup bagaikan putaran bianglala. Kadang di puncak dan juga kadang berada di dasar. Namun kita terlalu sering berada di dasar. 

Terlalu sering diinjak-injak dan diremehkan bangsa lain. Kemana perginya harga diri dan kewibawaan kita? Apakah kita akan selalu berada di satu titik tanpa berevolusi ke arah yang lebih baik? Apakah kita akan selalu berada di dalam kondisi insecure dengan mental terjajah? Cukup! Hentikan sifat rendah diri yang terlalu rendah. 

Mari kita bangun. Berdiri, busungkan dada dan tegapkan bahu. Tunjukkan segala kemampuan yang kita miliki kepada dunia. Buktikan kepada dunia, bahwa Indonesia bukanlah sembarang bangsa kecil di Asia Tenggara. Buktikanlah kepada dunia bahwa Indonesia lebih dari sekedar komoditas penghasil budak dan sebagai sapi perah sumber daya alam yang sangat luas membentang. 

Buktikanlah kepada dunia bahwa kita berharga. Tidak ada yang mustahil di dunia ini. Yakinlah akan kuasa Tuhan. Tuhan akan menunjukkan kita jalan yang sesuai dan telah ditakdirkan oleh-Nya. Mari kita bangkit. Merdekakan pemikiran kita dari segala bentuk perbudakan dan penjajahan. Tidak ada revolusi yang terjadi hanya dalam waktu satu malam. 

Semua ada proses yang panjang. Kalau berdasarkan pada kata-kata para filsuf dan pujangga: Roma tidak dibangun dalam semalam. Ada banyak jalan menuju Roma, tapi tidak selalu itu Roma yang telah Tuhan tunjukkan kepada kita. Ada banyak pilihan takdir yang membentang di antara guratan garis tangan kita. Tugas kita adalah berdoa dan berusaha. Mari kita pertahankan dan kembangkan kemerdekaan berpikir kita. 

Sudah 79 tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri. Sudah 79 tahun bendera merah putih membentang di atas langit ibu pertiwi. Tanah dan air yang kita cintai. Yang kita relakan jiwa, raga, darah, keringat dan air mata kita tumpah untuk memperjuangkan-Nya. Memerdekakan pemikiran dimulai dari memerdekakan pendidikan. 

Kebebasan akademik merupakan suatu gagasan visioner yang luar biasa. Ini merupakan titik awal abad pencerahan kita. Renaisans akan kita raih kembali setelah kabut kalut abad kegelapan membendung bangsa kita. 

Kita rebut kembali masa-masa kejayaan yang telah leluhur kita raih di masa lalu. Romantisasi kejayaan bangsa cendekiawan dan cenkediawati Nusantara dalam berbagai abad. Mulai dari zaman milenial, digital hingga akhir zaman dan jiwa kita telah kembali pada Tuhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun