Mohon tunggu...
Putu Djuanta
Putu Djuanta Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Keen on capital market issues, public relations, football and automotive | Putu Arya Djuanta | LinkedIn | Yatedo | Twitter @putudjuanta | https://tensairu.wordpress.com/ | https://www.carthrottle.com/user/putudjuanta/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tipe Kompasianer Berdasarkan Jenis ‘Transaksi’

26 Juli 2015   02:23 Diperbarui: 26 Juli 2015   02:23 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Di industri pasar modal, fluktuasi harga saham adalah hal biasa. Harga saham dipengaruhi oleh mekanisme perdagangan dan setiap keputusan investasi merupakan hak si nasabah. Dalam hal ini, broker tidak bisa memaksakan kehendak nasabah karena akan berbenturan dengan kepentingan perusahaan yang senantiasa membutuhkan fee atau komisi.

Berkaitan dengan aktivitas transaksi, pada umumnya pelaku pasar mengenal tiga jenis pesanan, yaitu: (1) buy/beli, (2) sell/jual dan (3) hold/tahan. Tanpa kita sadari, Kompasianer juga bisa dibedakan berdasarkan jenis ‘transaksi’nya. Berikut penjelasannya:

  1. Kompasianer Tipe Buy, merupakan orang-orang yang aktif dan senang membaca artikel yang ditayangkan oleh Kompasianer lainnya. Untuk tulisan yang telah direkomendasikan Admin Kompasiana, mereka tidak segan untuk berkomentar dan memberi vote. Konteks buy di Kompasiana dapat disejajarkan sebagai view. Untuk menjadi seorang buyer yang baik, kita bisa menanamkan pola pikir objektif dengan cara membaca tulisan dari awal hingga akhir. Hal ini dimaksudkan agar kita bisa menghindari ‘gagal paham’ dan/atau mendapat pencerahan dari sebuah tulisan. Pengalaman saya, tidak semua tulisan bisa langsung dicerna, ada juga saat-saat dimana saya perlu membaca ulang agar lebih mengerti isi dari tulisan si penulis.
  2. Kompasianer Tipe Sell, merupakan orang-orang yang aktif dan senang menayangkan artikel di Kompasiana. Mereka 'menjual' gagasan, pemikiran dan pengalaman melalui sebuah tulisan agar selanjutnya menemui si pembeli/buyer. Bedanya, jualan disini tidak terlalu dipengaruhi oleh bauran pemasaran yang terdiri dari 4P (product, price, place dan promotion). Sebaliknya, konsep sharing and connecting adalah fundamental yang lebih dominan dalam menentukan jumlah pembaca. Untuk pelajari konsep sharing dan connecting, teman-teman bisa melihat koleksi tulisan Pakde Kartono, guru menulis saya di Kompasiana, serta Kompasianer lainnya yang selalu menyapa dan membalas komentar di tulisannya.
  3. Kompasianer Tipe Hold, merupakan orang-orang ‘tertahan’ walau sebenarnya ikut meramaikan statistik Kompasiana secara keseluruhan. Mereka turut mengamati karakteristik tulisan dan profil Kompasianer, mungkin sesekali melihat info dan pengumuman dari Admin. Tipe seperti ini bisa berubah sewaktu-waktu menjadi tipe nomor 1 dan 2, sehingga patut dinantikan kiprahnya oleh warga Kompasiana. Saya membayangkan, rating Kompasiana bisa meningkat bila Kompasianer tipe ini 'mau' dan 'mampu' terlibat langsung dalam transaksi buy and sell di bursa artikel Kompasiana.

Kompasiana akan lebih menyenangkan kalau kita aktif sebagai 'buyer' dan 'seller'. Mungkin ada yang beranggapan, tidak semua orang bisa menulis. Dulu saya pun begitu. Saat memutuskan untuk jadi Kompasianer Tipe Sell, tulisan perdana saya hanya dibaca kurang dari 50 kali – relatif sedikit bila dibandingkan dengan saat ini. 

Sebagai penutup, saya mau sharing sebuah kutipan keren yang saya lihat di postingan LinkedIn, mudah-mudahan memotivasi kita semua, yaitu “if you continuosly compete with others, you become bitter, but if you continously compete with yourself, you become better”.

Salam Kompasiana & have a nice weekend!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun