Berhubung hari ini Jumat, dan masih tanggal muda, saya mau sharing tentang hal-hal menarik seputar pernikahan usia muda. Cerita ini terinspirasi oleh artikel HL dari Gapey Sandy yang kurang lebih membahas usia dan kedewasaan saat menikah. Bagaimana ceritanya? Mari simak pengalaman berikut ini, yang disusun berdasarkan teori kehidupan yang masih saya pelajari. Fasten your seatbelt, please.
Menikah adalah hak setiap warga negara dan diatur oleh Undang-Undang Perkawinan. Kita tidak perlu ragu kalau memang sudah siap untuk menikah. Sepanjang usia pasutri sudah cakap menurut hukum dan direstui masing-masing orang tua, then build your own family. Menurut saya, berdasarkan pengalaman juga, ada tiga hal penting yang perlu dipertimbangkan secara matang oleh calon pasangan suami istri, diantaranya:
- Tempat tinggal: pasangan baru selalu memerlukan privacy, yang sudah menikah pasti paham tentang hal ini. Seakrab apapun hubungan antara mertua dan menantu, rumah dengan 2 (dua) kepala keluarga bisa membuat salah satu pihak merasa kagok dan berpotensi menimbulkan ‘clash’ baik skala kecil maupun besar. Idealnya, tentukan tempat tinggal yang nyaman, aman dan sebisa mungkin dekat dengan tempat kerja atau kantor.
- Transportasi: pasangan baru idealnya memiliki moda transportasi sendiri. Usahakan supaya tidak bergantung pada fasilitas orang tua. Kalau memiliki rejeki yang cukup, pilih kendaraan yang sama-sama disukai oleh pasangan. Misalnya suami suka tipe mobil sedan, sementara istri suka tipe SUV, coba diskusikan plus-minus dari perbedaan pendapat tersebut sebelum pergi ke dealer terdekat. Begitu juga dengan transportasi motor, pilih motor yang enak untuk dipakai boncengan. Intinya, utamakan kebersamaan dengan cara kompromi, terlepas apapun kendaraan yang akan dipilih nantinya.
- Target punya anak: setiap pasangan normal tentunya ingin dikaruniai anak. Bila persiapan finansial dan mental sudah cukup matang, jangan ragu untuk ‘bergadang’ dan menambah stok shampoo di rumah. You know what I mean, right? Menurut pesan sponsor yang sering saya tonton di TV, jaga stamina dengan 4 sehat 5 sempurna plus olah raga teratur. Bila salah satu ada yang merokok, coba dikurangi kebiasaan itu. Sayang uangnya.
Disamping tiga poin diatas, berikut copy-paste komentar saya di artikel HL Pakde Kartono: pasangan harus sering komunikasi biar nggak berantem, kadang hal kecil bisa jadi penyebab berantem karena faktor miskomunikasi. Itu pesan seorang dosen, kebetulan sosok yang juga melahirkan saya ke dunia ini.
Apa manfaat pernikahan muda? Jawabannya sederhana, karena nikah muda itu menyenangkan dan membuka pintu rejeki. Itu testimoni saya. Sisanya, go with the flow and enjoy your marriage life, kalau bisa sering-sering dengerin lagu romantis. Salah satunya lagu This I Promise You dari N’Sync, yang kebetulan suka saya nyanyikan buat istri tercinta, meski dengan suara pas-pasan.
Salam Kompasiana, have a nice weekend!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H