Jika kamu pernah menjalani hubungan asmara, menemukan perbedaan antara kamu dan pasangan pastinya sudah tidak asing. Entah itu perbedaan sudut pandang, selera musik, selera terhadap makanan, status sosial bahkan perbedaan agama.
Kadang, perbedaan tersebut hanya perbedaan kecil yang tidak menyebabkan masalah untuk hubungan kalian, tapi, ada kalanya perbedaan itu cukup mengganggu sehingga pertengkaran besar yang menyebabkan rusaknya hubunganmu dan pasangan tidak dapat dihindari.
Karena seringnya perbedaan menyebabkan masalah, banyak pasangan yang sebisa mungkin menghindari terciptanya perbedaan dengan pasangan. Kalaupun ada perbedaan,kebanyakan orang akan mencari cara atau solusi guna mengatasi perbedaan tersebut.
Benarkah perbedaan dengan pasangan adalah suatu masalah yang harus dihindari atau diatasi? Coba deh diingat-ingat, antara kamu dan saudaramu yang ibu dan bapaknya sama saja, ada banyak perbedaan kan? Bahkan sepasang anak kembar pun pasti memiliki beberapa perbedaan. Jadi, sebenarnya perbedaan itu adalah hal yang wajar dan tidak mungkin dihindari kan?
Nah, yang menjadikan perbedaan dengan pasangan menjadi sebuah masalah adalah, perbedaan-perbedaan yang (sebenarnya bisa) terlihat sejak awal hubungan itu, tidak pernah dibahas secara mendalam.
Banyak pasangan muda (terutama para kaum ngebet nikah) yang tidak mau membahas perbedaan-perbedaan yang ada karena takut hubungannya akan berakhir. Walaupun sebenarnya dia merasa terganggu dengan perbedaan itu. Bahkan ada yang lebih konyol, mengabaikan perbedaan yang mengganggu itu, dengan harapan nanti setelah menikah pasangannya akan berubah! Padahal, hanya dengan menikah tidak akan membuat seseorang otomatis berubah.
Hal-hal yang terlihat berbeda (atau berpotensi berbeda), sebenarnya penting untuk dibahas di awal hubungan. Agar nantinya tidak ada salah satu pihak yang merasa terganggu atau tersakiti, karena ternyata ada perbedaan dalam aspek yang sifatnya krusial dalam hidupnya.
Yuk, kita ambil contoh perbedaan yang jarang dibahas dengan pasangan di awal hubungan, yaitu perbedaan dalam mengelola uang. Misalnya yang satu sangat hemat dan teliti dalam mengelola uang, sementara pihak satunya sangat boros dan tidak teliti dalam menyimpan uang. Di awal hubungan mungkin hal ini terlihat sepele. Tapi saat sudah menikah, cara mengelola uang ini akan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan hubungan.
Pihak yang hemat mungkin akan sering gusar dengan cara pasangannya mengatur uang, terlebih kalau hanya ada satu pihak yang menghasilkan uang dalam keluarga itu. Hal yang awalnya dianggap tidak krusial akan menjadi masalah yang cukup besar pada akhirnya. Krisis ekonomi waktu pandemi kemarin membuat masalah ini semakin terlihat.
Contoh lainnya, kita ambil turunan dari managemen waktu yang sering tidak dibahas mendalam, soal meluangkan waktu untuk berdua. Ada yang merasa seminggu sekali sudah cukup, ada yang merasa tiap hari harus minimal ada waktu buat quality time walau hanya setengah jam.