Mohon tunggu...
Putu SirliOktaviani
Putu SirliOktaviani Mohon Tunggu... Wiraswasta - mahasiswa

Maju dan terus berkembang

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Optimasi Sistem Jaringan Drainase Jalan Soekarno Hatta-Borobudur Kota Malang sebagai Alternatif Penanganan Genangan

27 Oktober 2024   16:36 Diperbarui: 27 Oktober 2024   16:36 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saluran drainase yang relatif kecil menyebabkan genangan karena kinerja saluran yang tidak maksimal (Dokumen Pribadi Penulis)

Perkembangan zaman yang pesat terhadap kegiatan penduduk di wilayah perkotaan meninggalkan dampak positif akan kemajuan ekonomi sekaligus memunculkan permasalahan lingkungan. Permasalahan lingkungan terjadi karena pembangunan yang tidak cukup memperhatikan daya dukung lingkungannya. Seperti peningkatan populasi penduduk, aktivitas dan permintaan lahan yang dapat menyebabkan kurangnya daerah resapan air. Adanya peralihan dari daerah resapan air menjadi lingkungan tempat tinggal menjadikan kemampuan infiltrasi tanah tidak maksimal.

 Salah satu kota yang tak luput dari permasalahan banjir yakni Kota Malang. Setiap musim penghujan tiba sering terjadi banjir pada saluran drainase yang dimensinya relatif kecil, sehingga akan menimbulkan genangan pada permukaan jalan di kota ini. Jalan Soekarno Hatta-Jalan Borobudur merupakan salah satu jalan utama dengan populasi padat sehingga kerap menjadi langganan masalah banjir atau genangan limpasan permukaan. Genangan limpasan permukaan terjadi di sekitar RS UB sebelah barat jalan menuju ke arah Taman Krida Budaya dan di sisi utara terjadi genangan dari saluran yang bertempat di dekat ATM BNI drive thru sampai patung pesawat.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, beberapa titik di Jalan Soekarno HattaJalan Borobudur saat hujan turun dengan intensitas cukup tinggi akan mengakibatkan air menggenang hingga setinggi 10-20 cm dengan lama genangan air hampir 40 menit. Keadaan ini dianggap mengganggu lantaran dapat membawa dampak lumpuhnya kegiatan lalu lintas karena jalan telah tergenang air dan tidak dapat dilintasi.

Sampai saat ini, permasalahan tersebut masih belum terselesaikan bahkan frekuensi, luas, kedalaman dan durasi genangan air akibat luapan sistem drainase cenderung bertambah. Untuk itu diperlukan analisis dan informasi mengenai performa sistem drainase di Jalan Soekarno Hatta-Jalan Borobudur, sebagai tindakan dalam mengambil keputusan perencanaan, pengaplikasian dan penilaian oleh instansi yang berkepentingan. 

Munculnya konsep pengendalian genangan limpasan permukaan dengan cara ditampung atau diresapkan ke dalam lapisan tanah langsung disambut positif oleh seluruh pelaku lingkungan, yang kemudian mendapat istilah Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan atau eco-drainage. Saat ini sistem drainase yang ada tidak sekedar berperan menyelamatkan wilayah perkotaan dari masalah banjir, namun juga bertugas memuat air tanah. Oleh sebab itu, metode drainase berwawasan lingkungan dapat menjadi solusi pengelolaan air, baik menanggulangi banjir maupun kekeringan. Alternatif yang dapat dijadikan solusi adalah lubang resapan biopori dan sumur resapan.

Berdasarkan kajian empiris di atas, maka peneliti terdorong untuk mengangkat permasalahan dalam bentuk penelitian. Tujuannya yaitu untuk mencari solusi alternatif yang dapat meengendalikan limpasan permukaan berlebih pada saluran drainase saat musim hujan di Jalan Soekarno Hatta-Jalan Borobudur agar mampu mengalirkan debit hujan dengan baik. Hasil pengamatan di lapangan ada sekitar 20 titik genangan di sepanjang Jalan Soekarno Hatta sampai dengan Jalan Borobudur. 

Saluran drainase yang relatif kecil menyebabkan genangan karena kinerja saluran yang tidak maksimal (Dokumen Pribadi Penulis)
Saluran drainase yang relatif kecil menyebabkan genangan karena kinerja saluran yang tidak maksimal (Dokumen Pribadi Penulis)

Pada penelitian ini menerapkan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi kasus. Data yang digunakan terbagi menjadi 2 jenis data, yaitu data primer mencakup keadaan fisik  saluran eksisting dan bentuk dari saluran dan data sekunder mencakup beberapa data sepertidata informasi curah hujan dari 3 stasiun hujan dengan panjang data 10 tahun (STA Ciluwung, Sukun dan Dau) yang  didapatkan  dari  BMKG  Kota  Malang,  data  dimensi  saluran,  peta  sistem  drainase,  peta pemanfaatan  lahan  dan  peta  topografi  atau  kontur,  yang  didapatkan  melalui  Dinas  Pekerjaan Umum Malang Kota.

Berdasarkan informasi data yang dimiliki tersebut maka, dalam tahapan pengolaan data akan dihitung secara manual menggunakan bantuan microsoft excel dan software Arcgis. Kemudian, untuk simulasi pemodelan genangan yang disebabkan oleh luapan debit hujan dicari menggunakan bantuan software HEC-RAS 4.1.0.

Berdasarkan hasil penelitian, dari 41 saluran yang terdapat sepanjang jalan Soekarno Hatta-Jalan Borobudur terdapat 21 saluran yang sudah tidak mampu menampung debit aliran. Debit limpasan permukaan tertinggi pada lokasi penelitian terjadi pada saluran G1p-ka sebesar 5,697 m3 /detik menggunakan periode ulang 10 tahun dengan intensitas hujan sebesar 126,986 mm. Debit yang diterima saluran G1p-ka merupakan akumulasi dari debit limpasan bangunan dan debit limpasan luar kawasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun